Terminal Kertawangunan adalah terimal Tipe A yang dibangun untuk menggantikan Terminal Cirendang, lokasinya lumayan jauh dari rumah yang berada di sekitar Bandorasa, kira2 memakan waktu 30 menit perjalanan.
Dari luar terminal Kertawangunan terlihat begitu megah, tidaklah heran karena terminal tersebut telah menghabiskan dana Rp.22.5 Miliar yang diambil dari APBD tahun 2006 - 2008. Dengan luas sekitar 5 hektare, terminal tersebut dapat menampung sekitar 200 an bus serta ratusan angkutan umum. Tapi begitu kami memasuki terminal tersebut alangkah terheran herannya kami dengan keadaannya yang begitu memprihatikan. Banyak bangunan yang kosong, terbengkalai dan tidak terawat, rumputnya tinggi tinggi, toilet nya kotor belum lagi air dari krannya tidak ada yang mengalir, yang ada hanya air di ember kecil, dan harus bayar pula.
Di kompleks terminal tersebut berdiri juga masjid, lumayan besar, tapi lagi lagi toiletnya bukan main kotornya, penuh dengan kotoran burung, di masjid ini air cukup berlimpah tapi saluran pembuangannya yang tersumbat sehingga membuat genangan air di sekitar toilet dan tempat wudhu.
Bus bus dan angkutan umum hanya numpang lewat saja, keadaannya begitu sepi tidak seperti terminal Tipe A pada umumnya.
Begitu kami sampai, bus Damri yang cuma satu satunya telah penuh dan siap berangkat, terpaksa kami menunggu keberangkatan berikutnya. Sebelumnya kami tidak mengetahui jam-jam keberangkatan Damri dari Kuningan, sebelumnya kami telah mencoba menelepon terminal Kertawangunan, Cicaheum, pool Damri bahkan hotline service Damri semua silent ga da yang angkat, dan setelah kami sampai di terminal dan mengkonfirmasikan hal tersebut kepada petugasnya, blio cuma bilang " kenapa ga telpon nomor ini saja, sambil menunjuk sederetan angka yang membentuk nomor HP" Gubrakkk!!!!
Karena saat itu arus balik maka kami harus meminta nomor kepada petugas agar nantinya kami dapat tempat duduk. Setelah hampir 4 jam kami menunggu, akhirnya Bus pun datang, yang tidak mendapat nomor dari peugas bisa ikut naik asalkan mau duduk di kursi plastik yang disediakan petugas... hehehe.... aneh2 aja niy Damri. Bus Damri trayek Kuningan Bandung ini memang brand new, Euro 3 kata om.drivernya, 4 silinder, kata blio sebenernya Bus ini cocoknya buat para pejabat yang mau jalan2 santai, ga bisa dibawa offroad hihihihii.... ga kuat tanjakan.....
Tiket Lebaran ini dibandrol Rp. 40.000,- bila hari biasa hanya Rp. 35.000,-, berhubung kemarin terjadi kemacetan di jalur Damri maka, dengan sigap om driver putar arah lewat Cikijing, tapi teuteup aja ketemu macet di Sumedang, berhubung sampai Bandung sudah malam maka kami langsung ke Pool nya di kebon kawung. Perjalanan yang sangat melelahkan hampir sama waktunya dengan perjalanan ke Jogja kemarin dulu pfuiiihh..... kayaknya bakal pikir2 lagi deh kalo mau naik Damri deket2 Lebaran.
Jadwal keberangkatan Bus Damri
Kuningan - Bandung
Jam : 06.00 - 07.00 - 08.00 - 13.00 - 14.00 - 15.00
Bandung - Kuningan
Jam : 07.00 - 08.00 - 09.00 - 11.30 - 13.30 - 15.30
Bandung - Indramayu
Jam : 05.00 - 05.30 - 10.30 - 14.00 - 15.30
Indramayu - Bandung
Jam : 05.00 - 05.30 - 10.30 - 14.00 - 15.00
picture by google