Tiket masuk THR Djuanda Rp. 8.000,- per orang, si kokom ga pake bayar bonus kata om penjaga tiket masih keciiiilllll ...........
Begitu masuk lokasi hmmmm .... segeeerrr .... suasana hutan yang rindang, embun pagi yang masih menetes, semburat sinar matahari diantara pepohonan, ditambah kebersihan hutan yang terjaga membuat kami merasa nyaman. Toilet di THR lumayan bersih, hanya airnya rada butek ... tapi over all kebersihan THR ini memang dijaga oleh pengelolanya.
Setelah para angkoters berkumpul, dimulailah perjalanan menuju air terjun Maribaya yang jaraknya kira kira 5 km.
Kami mengambil jalan ke bawah menuju Gua Jepang, di mulut Gua sudah banyak para ojek senter menawarkan jasanya, satu senter dibandrol Rp. 3.000,- tapi belum termasuk jasa guide bila ingin diantar memasuki Gua Jepang tersebut. Berhubung kami sudah pernah memasuki Gua Jepang sebelumnya, jadi kami lewatka saja kesempatan itu.
Kembali kami menyusuri jalan bebatuan yang cukup tertata rapi, sedikit becek karena semalam hujan turun. Sampailah kami ke Gua Belanda, Gua Belanda ini adalah jalan tembus menuju ke jalur berikutnya menuju air terjun. Kami memasuki Gua belanda tanpa senter karena memang ga terlalu gelap2 amat.

Mulai cape kami beristirahat sebentar di perhentian berupa warung2 kecil yang menyediakan penganan kecil sambil memandangi tingkah polah monyet2 hutan.
Setelah memakan waktu 1.5 jam berjalan akhirnya kami sampai di air terjun Maribaya, melewati jembatan merah yang punya kapasitas lintas yaitu maksimal 5 orang.
Air terjun Maribaya memang indah tapi sayang keadaan sekitarnya kotor, banyak sampah nyangkut dimana mana, airnya berbuih dan berbusa terkena polusi rumah tangga atau mungkin saja pabrik yang tidak bertanggung jawab. Setelah mengaso sebentar akhirnya kami memutuskan pulang karena hujan mulai turun.
Di Maribaya selain kita bisa menikmati air terjun nya, juga terdapat pemandian air panas dengan tarif Rp. 3.000,- per orang, juga terdapat kolam renang bagi anak anak di bagian depan, gazebo untuk pertemuan, warung warung penyedia makanan juga souvenir.
Kami turun menuju Lembang kota dengan menggunakan angkot bukaan belakang alias pintu belakang (hmm.. jadi inget angkot jaman kuliah dulu, persis sama), Tarifnya Rp. 4.000,- per orang, setelah sampai di Lembang, kami sempatkan berkunjung ke Tahu Tauhid di Cijeruk ( tahu mini box kecil isi 20 biji di bandrol Rp. 11.000,- saja, yang besar Rp. 18.000,-, dan untuk isi 10 biji harganya Rp. 5.500,-), dan membeli ketan bakar titipan simbah. Turun ke Bandung menumpang angkot Lembang Ciroyom, tarif nya Rp. 4.000,- perorang, berhubung macet, sang angkot putar jalur lewat Cihideung. Turun di Terminal Ledeng, kami naik Bis kesayangan apalagi kalo bukan bis Damri, dengan Rp. 2.000,- perjalanan Ledeng - Leuwi Panjang menjadi Murah Meriah walaupun seperti biasa di dalem bis memang sagala ayaaa..... hehehehe ....
Tiba di Leuwi Panjang kami menumpang agkot Soreang kembali. Sampai di rumah pukul 4 sore.