Monday, June 16, 2014

KAMPUNG CAI RANCAUPAS CIWIDEY


gerbang sport centre TWA Cimanggu
lokasi kemping

kolam besar lengkap dengan ember tumpahnya
jembatan penangkaran rusa




kolam kecil
outbound tegal kawani



toilet di kampung cai



kolam besar
Rancaupas adalah salah satu lokasi bumi perkemahan yang terkenal di Bandung Selatan.  Terletak di daerah wisata Ciwidey membuat Rancaupas menjadi salah satu daya tarik wisata bagi para turis asing dan lokal.

Saya sudah beberapa kali mengunjungi bumi perkemahan itu, terakhir di tahun 1995, kemping secara independen bersama teman teman satu perguruan bimbel dan yang kedua secara lembaga dengan kampus yaitu dalam acara mabim mahasiswa baru.

dulu Rancaupas gak seteratur sekarang ini,  mendirikan tenda bisa dimana saja, pohon dan ilalang nya tidak terawat.  Tapi kini Rancaupas disulap menjadi tempat wisata yang menyenangkan karena selain bumi perkemahan, di sana juga terdapat obyek wisata baru berupa kolam renang air hangat berjudul  KAMPUNG CAI serta fasilitas outbond bernama TEGAL KAWANI.

tempat bilas
Sabtu kemarin saya backpackeran mengunjungi Rancaupas.  Masuk dari gerbang Sport Centre berbasis alam milik TWA Cimanggu yang belum beroperasi.  Di tempat ini bisa dijumpai gedung gedung kosong bercat hijau, jogging track, tempat duduk duduk, mushola, peralatan fitnes dari besi besi yang di tempa menyatu dengan tanah beralaskan semen,  didesain sedemikian rupa berpadu dengan lingkungan yang asri.  Tapi sayang agak tidak terawat, mungkin karena belum atau mandek beroperasi.

Gerbang tiket masuk rancaupas terletak tidak jauh dari situ,  bagi yang berkendara, wajib membeli tiket masuk tapi bagi pejalan kaki seperti saya, cukup membelot di gerbang sampingnya tanpa membeli tiket :D.

Memasuki lokasi Rancaupas, saya langsung disuguhi pemandangan menyenangkan dengan warna warni tenda yang didirikan oleh para kmpingers.  Lokasi kemping kini di fokuskan di sebelah kanan pintu masuk.  Sebelah kirinya adalah lokasi outbound dan wahana wisata air kampung cai.  Sedangkan bagian belakang terdapat tempat penangkaran rusa serta lokasi parkir kendaraan kendaraan sedang sampai besar.

Tiket masuk ke Kampung Cai  adalah sebesar Rp. 15.000,- saja.  Begitu masuk lokasi, saya disuguhi dengan pemandangan kolam renang yang airnya membiru.  Di bandingkan dengan Ciwalini yang terkenal kondang itu, kolam disini lebih bersih walaupun airnya tidak sepanas di Ciwalini.  Disediakan kamar bilas yang memadai dengan Toilet di dalamnya.  Sebenarnya masih ada dua toilet nganggur di luar kamar bilas, tetapi keaadaannya tidak terawat sehingga akhirnya tidak digunakan.
Di dalam lokasi kampung cai itu juga terdapat warung tempat membeli makanan kecil lengkap dengan kursi dan mejanya, counter souvenir kaos serta ruang tunggu yang terlihat nyaman.

Kolam renang di sini ada dua buah.  Yang satu khusus untuk pengunjung balita dan kolam yang kedua adalah kolam yang agak dalam lengkap dengan ember tumpah dan prosotan yang berliku liku.
Dipinggir kolam besar terdapat undakan ke bawah menuju lapangan yang lumayan luas, tempat para pengunjung duduk duduk, bermain bola, menikmati suasana alam yang syahdu.  Disitu pula terdapat beberapa sarana permainan anak berupa ayunan, jungkat jungkit dan lainnya.  satu yang kurang di lokasi ini adalah tempat sampah.  Dengan tempat yang begitu luas, tempat sampahnya hanya ada di satu lokasi saja.

Dibelakang lokasi Kampung Cai terdapat tempat penangkaran rusa, kita bisa memberi makan rusa dengan membeli satu kantong wortel mentah yang dibandrol seharga 5 ribu rupiah saja.

Mau berwisata itu gak harus ngeluarin dana yang besar, cukup dengan 15 ribu rupiah, kita bisa bersantai sejenak untuk melonggarkan pikiran yang penat karena beban pekerjaan yang menumpuk selama beberapa hari kebelakang.


Saturday, June 14, 2014

SOFT LENS DI “MATA“ SAYA

Pada suatu hari yang gak cerah cerah amat, seorang teman yang telah di diagnosa menderita miopi pernah bertanya kepada saya, sebelum dia memutuskan untuk memakai alat bantu penglihatan yang cocok.

“ribet gak sih pake soft lens?“

Sebagai pengguna soft lens yang sedang menikmati manfaatnya di tahun ke 14 ini, saya menjawab dengan pasti *supaya gak mati gaya juga sih :p.

“nggak ah, biasa aja“

Lalu meluncurlah kata demi kata tentang pengalaman menarik saya menggunakan alat bantu mata miop yang berbahan Florosilicone-acrylate atau FSA itu.

Beberapa hari kemudian, teman saya itu muncul dengan sebentuk kacamata indah membingkai matanya
*provokasi yang tidak berhasil, beuuuh.

Soft lens adalah lensa kontak generasi kedua setelah hard lens. Sesuai dengan namanya soft lens lebih lembut dan fleksible dibanding hard lens. Ide tentang lensa kontak ini sebenarnya sudah dituangkan oleh Leonardo da vinci dalam essainya yang berjudul Codex of the eye : manual D, tapi baru beberapa ratus tahun kemudian, apa yang di tuliskan Da vinci itu dapat terwujud.

Memakai soft lens itu ada enaknya ada juga gak enaknya.

Enaknya adalah :
*Gak bakal takut lensanya pecah, tergores atau rusak framenya kalo kita petakilan dalam gaya apapun :D.
*Gak usah ngelap lensa yang berembun kalo lagi makan mie instan panas panas dan deket deket :D (guweh aja kalee)
*Gak ada acara di miscall karena lupa naro :D

Gak enaknya adalah :

* Gak boleh kucek kucek mata, karena bisa mengakibatkan :
~ soft lens hilang entah kemana. Saya pernah ngucek mata di atas motor yang sedang berlari kencang dan alhamdulillah soft lens sebelah kiri saya copot lalu hilang di bawa angin.
~ soft lens melipat dan bergeser letaknya, biasanya masuk ke dalam kelopak mata atas, ini ngambilnya lumayan susah, kadang harus minta bantuan orang lain.
~ soft lens sobek atau menjadi cacat, saya pernah memakai soft lens yang sedikit sobek pinggirnya karena belum sempat beli yang baru dan rasa nya ganggu banget.
~ bulu mata masuk dan itu gaaak enaak bangeeeettt, kadang sampe bercucuran air mata kayak sedang nonton filmnya Paul Walker “Eight Below“ di scene Max sedang nungguin Maya yang terluka.

* Tangan harus selalu bersih ketika memakai dan melepaskan soft lens. Gak bisa tiba tiba setelah makan sambel pake tangan, kita langsung nyopot soft lens (pengennya sih bisa).
Saya pernah tidak menyabuni dan membersihkan tangan secara benar setelah bergelut dengan irisan cabai, hasilnya mata saya pun seakan terbakar ketika memasang soft lens esok harinya.

* Mata kering ketika terlalu lama berada di ruangan ber AC, di depan layar komputer, di tempat yang terlalu dingin atau terlalu panas, ini biasanya membuat penglihatan menjadi buram dan soft lens seakan akan mau kabur tapi di peluk erat oleh mata. Solusinya gampang, kalo gak ditetesi obat tetes khusus atau solutions bisa juga dengan mengeluarkan air mata alias menangis.

* Gak bisa tidur sembarangan, bila pun iya maka akibatnya mata menjadi sedikit kesat, kalo gigi kesat tandanya oke, kalo mata kesat yang ada rasanya gak enak banget, berasa rapet gak karuan.

* Harus rajin men treatment soft lens dengan obatnya, untuk membersihkan protein protein yang tertinggal dan mengembalikan elastisitas soft lens. Bila telat ngobatin soft lens, maka ada beberapa hal gak enak yang dapat terjadi. Yang pernah saya alami diantaranya, ketika berjalan kadang merasa melayang, penglihatan gak fokus, ada yang seperti mengganjal di mata, pusing, gatal, dan mata perih :D.

* Suka terbalik masang. Kayaknya ini gak mungkin banget ya secara tempat soft lens itu kan ada tandanya, left dan right. Tapi bagi saya yang ceroboh ini, hal kayak gitu sering terjadi, dengan besar minus yang berlainan, terbalik masang adalah hal yang paling nyebelin plus menyadarkan diri ini kenapa begitu once nya sampe huruf L di cover case itu gak keliatan. Selain terbalik left dan right nya, kadang soft lens bisa terbalik permukaannya ketika sedang di cuci, dan hasilnya bila di pakai dapat menimbulkan soft lens mudah copot dari kornea dan adanya perasaan ganjil di mata.

* Harus ganti sesuai dengan jangka waktunya, dari yang harian sampai yang satu tahunan. Soft lens minus dengan jangka waktu lama atau satu tahunan kini agak sulit di temukan, apalagi untuk minus minus besar.

* Untuk yang mempunyai mata sensitif, memakai soft lens seringkali membuat alergi dan iritasi.

Kedengerannya lebay banget ya, tapi itulah yang saya rasakan sebagai pengguna soft lens minus.

Bagi para penderita miopi atau astigmatis yang gak suka pakai kacamata, memakai soft lens adalah hal yang bisa menjadi pilihan, tapi disarankan untuk memakai soft lens maksimal 20 jam sehari saja, kecuali bila memakai lensa kontak berjenis RGP (Rigid Gas Permeable) yaitu lensa kontak yang mempunyai daya hantar Oksigen dan Karbondioksida yang baik. Dengan RGP, hal hal gak enak yang saya alami diatas jaaauuh lebih sedikit terjadi. Harga RGP lumayan jauh dengan soft lens biasa, yaitu sekitar 12 kali lipatnya. Bagi yang akan di lasik, pemakaian RGP ini sangat direkomendasikan, karena bisa menstabilkan besaran minus, yang merupakan salah satu persyaratan untuk menjalani lasik.

Akhir kata, pilihan ada di masing masing individu, mana yang cocok buat diri sendiri belum tentu cocok buat orang lain.

Ya udah deh, sayonara, goodbye.



















Tuesday, June 10, 2014

MODE DULU DAN SEKARANG ITU BEDA : YAEYALAH

Suatu hari di kala kita duduk di tepi pantaaaaii ...
Eh salah, suatu hari disaat kami sedang berjalan jalaaaaaannn .....
Dan memandang ....

“Disini banyak cewek yang pake celana gemes ta te, seger te“ kata keponakan saya yang ngakunya paling ganteng diantara teman teman ceweknya :p.
“celana gemes?“ tanya saya keheranan.
“lha iya, celana gemes te, hotpants“ jawab keponakan saya sambil nyengir.
Mmmhhh, celana gemes sama dengan hotpants, baiklah.

Mengamati mode yang sedang berkembang pada kawula muda jaman sekarang itu adalah salah satu hal yang menarik. Menarik untuk di simak juga untuk di protes heuheu. Banyak gaya, banyak rupa dan banyak warna. Dari gaya emo yang serba miring (rambut nya aja kalee :p), gothik yang serba misterius, punk yang serba rancung, underground yang serba hitam mengancam, hiphop yang serba nyantai, sporty yang serba keolahragaragaan (phuuiiffh), vintage yang serba klasik, sampai gaya allay yang serba lebay melambay dan lain sebagainya. Lalu dari yang berupa celana gemes eh hotpants lengkap dengan tanktopnya, chino dengan bagian kaki yang di gulung, skinny, baggy, saggy, legging, jegging, megging sampe celana boxer yang sengaja di tongolin keluar dari balik jeans hipsternya . Dari warna warna monokromatis, polikromatis, melankolins, romantis sampai warna warna kontras abis.
Kalo kata Dzawin, salah satu komika di suci 4, sekarang ini ada juga yang namanya gaya random, misalnya, tangan reggae, atas sporty bawah hip hop, gak masyalah, gak da yang brisik. Beda banget dengan jaman saya remaji dulu, disamping urusan mode gak sehebat sekarang, banyak yang masih berisik, kasih kasih komentar gak jelas, jadi tingkat ke PD an melemah *guweh ajah kalee* sampai mempengaruhi IHSG di pasar saham pergaulan.

Seperti yang pernah saya alami dulu. Suatu hari entah bagaimana celana jeans saya yang jumlahnya cuma 3 biji doang, basah semua, kemeja dan tshirt belum pada di setrika, ngaduk ngaduk lemari,dapetnya sweater bercapucon lebay, ngaduk ngaduk lemari bokap nemu celana cutbray model taun 70 an, atas rap bawah elvis, kaki sneakers kw an, ekspresif, anti mainstream, norak haha. Sampe kampus, teman saya, si abang, langsung nanya dengan sewotnya :
“lu mau olahraga dimana?“
“bukan mau olahraga lagee, cuma mau jogging muter lapangan bola“. Brisik!

Saya dulu hobi memakai kemeja flannel kotak kotak, bukan karena anggota PA atau ngikutin mode anak anak grunge, gaaaak, tapi karena kebetulan bokap saya dulu kerjaan sampingannya jualan tu barang.
Daan ada aja yang komentar :
“eh koy, tiap malem kayaknya gak pernah tidur ya?“
“emang kenapa?“
“tu, baju di kotak kotakin semua“
Beuuuuh, brisikk!!

Dulu pake rok adalah suatu hal yang gak biasa, apalagi bagi saya yang kerjaannya petakilan di atas bis kota. Praktek bank adalah salah satu mata kuliah yang mengharuskan saya memakai rok, bunga bunga, panjang bak Cinderella. Suatu hari sepulang dari Dufan main arung jeram basah basahan, sedangkan hari itu harus langsung kuliah praktek bank, jadi dengan sangat melambai dipakailah rok seragam sejak dari awal, biasanya rok dibawa, ganti nya ntaran. Nah yang kayak gini nih bukan lagi di komentarin tapi di sorakin. Berangkatnya disorakin, pulangnya di sorakin, rame rame bak supporter bola. Brisikk tingkat kesebalasan.

Salah satu setelan paporit saya adalah celana jeans dan tshirt hitam, biasa banget, seharusnya udah gak ada yang brisik lagi lah. Tapi ternyata masih adaaaa ajaaa yang komentar. Ketika berjalan dengan seorang teman, ada kakak angkatan yang tadinya mengendap endap di belakang, tiba tiba menyalip dengan lihai, sambil menatap nanar dan berkomentar :
“eeeeh sugan teh lalaki, iiih siga lalaki ih“
Jiaaaaah, brisik buibu tingkat dua !!

Nih kalo brisik terus, lantas guweh pake apah?

Dulu setiap orang punya gaya nya masing masing semacam trademark gitulah, entah karena punya prinsip mode yang kuat entah karena koleksi bajunya cuma itu itu aja :p.
Yaa seputar jeans, tshirt, kemeja, sweater, cutter, vedder #eh. Gak kayak jaman sekarang, waaaah meriah banget deh sampe sampe mengangga terngeces ngeces mulut ini di buatnya. Kampus udah kayak ajang peragaan busana tingkat desa.

Dulu ketika berangkat kerja saya sering bertemu dengan mahasiswi ini, cantik, hidung sama kuping di piercing, gak cuma satu tapi banyak, eyeliner membingkai matanya, rambutnya gaya emo miring ke samping, bajunya tshirt hitam yang ada bling bling, ikat pinggang spike dengan jeans ketat bak legging, sepatunya boot, tangannya penuh dengan gelang krincang krincing, campuran gipsy, gothik, emo dan punk, lengkap banget cyiiin!!!
I wonder, apa yang bakal di katakan dosennya ketika melihat mahasiswinya bergaya demikian? Nothing? Ah, there‘s no such thing as nothing kata Chriss Cornel juga :D

Berpenampilan itu memang hak masing masing individu sepenuhnya, tapi alangkah baiknya bila di sesuaikan dengan acaranya, tak elok rupanya bila kuliah memakai celana gemes yang bikin gemes sesama, bukan apa apa, bikin ribet yang liatnya aja :D
Tapi gak mungkin juga kali ya pake yang gemes gemes ketika kuliah di dunia nyata, yang aneh aneh itu kan cuma ada di dunia sinetron kita.
*jiaaaaah brisssiiiik.
*sumpel mulut sendiri.

posted from Bloggeroid