Sunday, September 30, 2018

diary

Enaknya jadi remaja zaman sekarang karena banyak dimanjakan dengan berbagai fasilitas dengan dukungan penuh dari teknologi yang telah dikembangkan oleh generasi sebelumnya.

Banyak kemudahan yang remaja.masa kini dapatkan termasuk dalam urusan curhat. Ya, mencurahkan perasaan.hati yang tengah galau, sedih, meriang, merindu, mencinta dan lain sebagainya dengan tumbal kuota. Gak usah capek-capek beli buku diary warna-warni dengan gembok sana sani, cukup dengan buka aplikasi menulis atau log in di media sosial kamu bisa curhat sepuas hati.

Tapi dulu, saat buku teka teki silang masih bergambar Ita Purnamasari dan Dina Mariana, urusan curhat ini masih sedikit belibet. Banyak media yang digunakan seorang remaja untuk mengeluarkan semua unek-unek dihatinya diantaranya menulis di buku diari.

Ya, menulis di buku diary adalah salah satu solusi yang gampang untuk mengekspresikan segala hal yang terpendam di hati. Namun harga diary umumnya cukup menguras kantong yang gak tebal-tebal amat apalagi diary yang memiliki gembok sebesar gembok istana Nothingham. Dengan menulis di diari privacy kita terjaga sepenuhnya.

Namun tak semua orang menyukai diary karena menulis di lembaran kertas berbentuk buku itu adalah monopoli kaum wanita. Tapi apakah curhat dengan cara menulis merupakan monopoli kaum wanita juga? Tentu.saja tidak, karena semua mahluk hidup bebas mencurahkan isi hatinya, tak peduli kamu seorang manusia bergender wanita maupun pria, alien, dinosaurus, atau.mahluk jadi-jadian.

Ada beberapa remaja pria yang juga kerap curhat. Namun karena diary.bukanlah domain mereka maka mereka menuangkan unek-uneknya ke sebuah dinding. Bukan dinding ratapan juga sih tapi dinding toilet atau kamar mandi sekolah maupun kampus. Aksi mereka ini bagaikan para grafeter yang merusak keindahan MRT, gak terpuji sodara. Namun karena dulu belum ada MRT jadi gak papa juga lah ehehe apasih.

Di dinding inilah diantara sedapnya aroma kamar mandi yang memekakan hidung mereka meluapkan perasaan hati yang bergumpal bagai benang kusut itu. Tak ayal dinding toilet pun dipenuhi tulisan dari yang hurufnya model ceker ayam sampai ceker bebek, angsa, masak dikuali. Hebatnya lagi seain tulisan, banyak pula gambar-gambar menarik yang dibuat. Too bad menggambarnya di dinding, cona kalau dikirim ke Pak Tino Sidin pasti dapat predikat "bagus".

posted from Bloggeroid

Sunday, September 9, 2018

Another Day

Mendengarkan nomor milik Melodrama yang satu ini seakan membuat saya terlempar ke masa-masa remaja dimana telinga ini kerap dijejali oleh musik-musik rock alternatif sejenis. Ya, sampai usia sesenja ini, uhuks, dimana beberapa teman yang ngakunya dulu pecinta musik rock telah beralih ke musik yang lebih lembut, religius, bahkan dangdut karena malu dengan usia #cadas, saya masih saja santai mendengarkan musik yang memiliki bebunyian khas yang diproduksi oleh gitar listrik atau akustik dan ditingkahi dengan penggunaan back beat yang kentara pada rhythm section berupa perpaduan gitar bass serta drum ini.

Bagi saya musik rock selalu memberi energi lebih dengan beat-beat menghentaknya. Semelow apapun musik yang akarnya muncul di negaranya Ratu Elizabeth dan Negeri Paman Sam ini tidak membuat pendengarnya berubah menjadi bubur bayi namun tetap bagai ongol-ongol, lembut namun tak mudah terkoyak, heuheu.

Another Day adalah single ke-3 yang telah dirilis oleh band asal Cianjur ini setelah Phobia dan Behaviour, cmiiw. Saya menyukai bagaimana lagu ini diawali dengan suara gitar yang berlapis, disambut entakan drum yang memberi sentuhan semangat tersendiri. Lalu muncullah line pengantar berupa "wouwou" yang dilantunkan oleh Kang Arga, sang vokalis yang kerap saya kritik pelafalan akan liriknya hihi maafkaaan.

Dalam pendengaran saya, nomor ini memiliki bebunyian dengan aroma optimisme yang membuncah sebagaimana saya menginterpretasikan liriknya.

Another Day adalah sebuah nomor dengan permainan gitar beraroma grungy nan renyah dibalut dengan gebukan drum yang dinamis dan disempurnakan dengan suara tebal betotan senar gitar bass sehingga memberi harmonisasi yang sangat endang di telinga.

Ada beberapa lagu yang tak cukup sekali dengar untuk mengetahui semenarik apa lagunya seperti beberapa lagu milik Smashing Pumpkins, namun tidak untuk Melodrama, lagu-lagu yang telah mereka perkenalkan ini sungguh ear-catchy.
Bila albumnya rilis nanti, mungkin akan menjadi album debutan yang sangat menarik.

Big thanks to Melodrama yang telah memberi saya ruang untuk mendengarkan nomor-nomor indah dengan sound yang begitu memanjakan telinga.

posted from Bloggeroid