Entah telah kali ke berapa saya menonton film Tears of The Sun yang di perankan oleh Bruce Willis dan Monica Belluci dan tetap saja “nyeri tikoro“ *nyatut kata kata Rini. Yap, film bertema perang yang kata nya di angkat dari kisah nyata ini adalah salah satu film perang yang mempunyai pesan moral di dalamnya gak sekedar dar der dor menghamburkan peluru renceng yang gak pernah habis :D.
Dikisahkan, seorang letnan bernama A.K. Waters ( Bruce Willis) yang mengomandani satuan khusus Navy Seals bersama anak buahnya Lake, Slo, Red, Zee, Silk, Doc, dan Flea, di tugaskan untuk mengevakuasi 4 orang berkewarganegaraan Amerika dari daerah konflik (perang sipil dan pembersihan etnis) di Nigeria menuju daerah yang lebih aman yaitu Kamerun.
Walaupun misinya hanya untuk mengevakuasi, tapi pasukan elit ini di bekali dengan persenjataan lengkap nan canggih tapi tetap, dengan larangan untuk tidak melakukan kontak senjata dengan siapa pun di sana.
Dokter Lena Kendriks ( Monica Belluci) salah satu target operasi, bersedia di evakuasi, dengan syarat bila semua orang di tempat nya berada sekarang ikut serta, maka dengan terpaksa Letnan Waters menyetujui syarat dari Kendriks yaitu membawa serta pasien dan para pengungsi yang masih kuat berjalan dan sisanya tetap tinggal dengan di temani para misionaris keagamaan yang tidak ikut serta pergi. Mereka pun akhirnya menempuh perjalanan ke titik penjemputan melalui hutan belantara Nigeria.
Waters dan anak buahnya yang akhirnya hanya membawa Kendriks dan meninggalkan para pengungsi di titik penjemputan karena kapasitas heli yang terbatas serta alasan keamanan, tiba tiba putar haluan karena berubah pikiran ketika melihat pembantaian dan kebiadaban para pemberontak di desa yang baru saja di tinggalkannya. Nah dari sinilah, scene scene heroik dan mengharukan pun di mulai.
Mungkin sudah banyak yang tau cerita selanjutnya dari film ini secara film ini adalah film lama yang di produksi pada tahun 2003 lalu.
Di film ini di perlihatkan sisi humaniti seseorang, ya, setiap orang pasti mempunyai sisi itu hanya saja ada yang belum tercerahkan. Para tentara operasi khusus yang di bentuk untuk selalu mengikuti perintah atasan dalam menjalankan sebuah misi tanpa ada perasaan yang di libatkan ternyata bisa trenyuh juga ketika melihat kebiadaban dan ketidakadilan di mata nya. Pasukan elit yang telah di latih sedemikian rupa itu pun akhirnya memutuskan untuk melakukan misi penyelamatan karena rasa kemanusiaan meskipun artinya menentang perintah atasan.
Di film yang di sutradarai oleh Antoine Fuqua itu, kita bisa menyaksikan scene dimana Lake sebagai satu satu nya orang yang kurang setuju dengan tindakan letnan nya untuk mengawal para pengungsi ke perbatasan, akhirnya gugur karena berusaha menyelamatkan salah satu pengungsi. Begitu pula semua anggota pasukan berjibaku untuk mengantarkan para pengungsi sampai ke tujuan, bertaruh nyawa demi orang orang yang sebenarnya bukan target operasinya.
Terlepas dari om Bruce Willis yang ketuaan untuk menjadi seorang letnan, atau Remington nya Lake dan MK 43 nya Red yang kayaknya bisa memproduksi amunisi sendiri heuheu, film ini memang layak untuk di tonton.
Perang, apapun alasan dan bentuknya selalu menyisakan kepahitan. Hanya segelintir orang saja yang senang di balik kekejaman peperangan, seperti yang di dendangkan sang vokalis nyentrik nya Guns N Roses, Axl Rose dalam lagunya Civil War.
I don't need your civil war
It feeds the rich while it buries the
poor
Your power hungry sellin' soldiers
In a human grocery store
Ain't that fresh
I don't need your civil war.
Dah ah.
CMIIW.

Dikisahkan, seorang letnan bernama A.K. Waters ( Bruce Willis) yang mengomandani satuan khusus Navy Seals bersama anak buahnya Lake, Slo, Red, Zee, Silk, Doc, dan Flea, di tugaskan untuk mengevakuasi 4 orang berkewarganegaraan Amerika dari daerah konflik (perang sipil dan pembersihan etnis) di Nigeria menuju daerah yang lebih aman yaitu Kamerun.
Walaupun misinya hanya untuk mengevakuasi, tapi pasukan elit ini di bekali dengan persenjataan lengkap nan canggih tapi tetap, dengan larangan untuk tidak melakukan kontak senjata dengan siapa pun di sana.
Dokter Lena Kendriks ( Monica Belluci) salah satu target operasi, bersedia di evakuasi, dengan syarat bila semua orang di tempat nya berada sekarang ikut serta, maka dengan terpaksa Letnan Waters menyetujui syarat dari Kendriks yaitu membawa serta pasien dan para pengungsi yang masih kuat berjalan dan sisanya tetap tinggal dengan di temani para misionaris keagamaan yang tidak ikut serta pergi. Mereka pun akhirnya menempuh perjalanan ke titik penjemputan melalui hutan belantara Nigeria.
Waters dan anak buahnya yang akhirnya hanya membawa Kendriks dan meninggalkan para pengungsi di titik penjemputan karena kapasitas heli yang terbatas serta alasan keamanan, tiba tiba putar haluan karena berubah pikiran ketika melihat pembantaian dan kebiadaban para pemberontak di desa yang baru saja di tinggalkannya. Nah dari sinilah, scene scene heroik dan mengharukan pun di mulai.
Mungkin sudah banyak yang tau cerita selanjutnya dari film ini secara film ini adalah film lama yang di produksi pada tahun 2003 lalu.
Di film ini di perlihatkan sisi humaniti seseorang, ya, setiap orang pasti mempunyai sisi itu hanya saja ada yang belum tercerahkan. Para tentara operasi khusus yang di bentuk untuk selalu mengikuti perintah atasan dalam menjalankan sebuah misi tanpa ada perasaan yang di libatkan ternyata bisa trenyuh juga ketika melihat kebiadaban dan ketidakadilan di mata nya. Pasukan elit yang telah di latih sedemikian rupa itu pun akhirnya memutuskan untuk melakukan misi penyelamatan karena rasa kemanusiaan meskipun artinya menentang perintah atasan.
Di film yang di sutradarai oleh Antoine Fuqua itu, kita bisa menyaksikan scene dimana Lake sebagai satu satu nya orang yang kurang setuju dengan tindakan letnan nya untuk mengawal para pengungsi ke perbatasan, akhirnya gugur karena berusaha menyelamatkan salah satu pengungsi. Begitu pula semua anggota pasukan berjibaku untuk mengantarkan para pengungsi sampai ke tujuan, bertaruh nyawa demi orang orang yang sebenarnya bukan target operasinya.
Terlepas dari om Bruce Willis yang ketuaan untuk menjadi seorang letnan, atau Remington nya Lake dan MK 43 nya Red yang kayaknya bisa memproduksi amunisi sendiri heuheu, film ini memang layak untuk di tonton.
Perang, apapun alasan dan bentuknya selalu menyisakan kepahitan. Hanya segelintir orang saja yang senang di balik kekejaman peperangan, seperti yang di dendangkan sang vokalis nyentrik nya Guns N Roses, Axl Rose dalam lagunya Civil War.
I don't need your civil war
It feeds the rich while it buries the
poor
Your power hungry sellin' soldiers
In a human grocery store
Ain't that fresh
I don't need your civil war.
Dah ah.
CMIIW.

posted from Bloggeroid
No comments:
Post a Comment