Friday, February 24, 2012

ROMANTISME KORAN

Era digitalisasi sekarang ini sudah menyentuh ke segala aspek kehidupan kita sehari hari tidak terkecuali dengan koran.  Banyak penerbit yang telah pasang kapling di internet demi lebih menyebarluaskan berita yang mereka muat sehari hari.  Selain efektif merangkul pembaca di seantero negeri, digitalisasi koran juga setidaknya mengurangi pemakaian sumber daya pepohonan yang merupakan bahan baku dari kertas koran.  Yup , tujuan yang sangat mulia.  Tapi gw begitu yakin bahwa keberadaan koran tidak akan musnah begitu saja.  Koran dengan segala romantisme terhadap pembacanya tidak akan surut berkiprah walau dilindas era digitalisasi, internet.

Koran dengan manisnya akan selalu menyambut pembacanya di emperan toko, di tas para loper koran, di toko buku bonafid, atau pun di tangan penjajanya di bis kota yang sedang melaju pelan.

Banyak hal tentang koran yang tidak bisa digantikan oleh apapun. Koran adalah bagian dari hidup gw, dari sejak masih kecil sampai beranjak dewasa. Gw masih ingat, dulu, setiap hari minggu dengan setianya menanti bokap beli koran PR. Rebutan mengisi TTS adalah kegiatan selanjutnya *how a great moment* Semua tentang koran akan selalu membuat rindu. Wangi kertas koran yang baru di terima dari penjualnya, perasaan h2c ketika menunggu loper koran yang belum juga muncul juga sampai pukul 8, padahal kita sudah berlangganan, posisi terbaik waktu membaca koran *tiduran, senderan, dibawah pohon dengan angin sepoi sepoi* bahkan koran pun ikut serta berperan dalam perasaan dag dig dug ketika mencari kelulusan masuk perguruan tinggi negeri. Koran begitu melekat dalam kehidupan sehari hari kita, koran menjadi sumber referensi berbagai tugas mata pelajaran sekolah, menjadi sumber untuk tugas kliping, bahkan ketika beritanya telah kadaluarsa, koran dengan sukarelanya menjadi bungkus nasi kuning atau jajanan lainnya. Koran dapat di daur ulang menjadi barang barang yang bernilai kembali, misalnya menjadi souvenirs. Koran memang gak ada matinya. Mudah mudahan keberadaannya tidak akan dilibas oleh era digitalisasi yang kian merajalela. *ditulis, ketika menanti si abah koran yang belum juga dateng*

No comments:

Post a Comment