Ada sebuah gedung di dalam kompleks pertokoan yang mati segan hidup tak mau. Beberapa tahun belakangan ini, banyak anak anak muda dengan rambut ala suku indian Mohican, Mohawk atau gaya Feathercut yang di cat serupa dengan rainbow cake lalu di beri gel segalon atau di semprot hairspray untuk memberikan efek tegak berkepanjangan, yang terlihat bergerombol disana. Dilengkapi dengan T-shirt hitam bergambar tengkorak manusia di padukan dengan celana jeans hitam ketat yang mungkin belum di cuci dari saat dibeli dan Jaket kulit ala para anggota band The Ramones. Memakai boots dan spike bersama serombongan rantai berjumbai jumbai, belt dengan banyak paku, dari paku beton sampai paku payung yang membuat mereka terlihat begitu begitu saja eh begitu menarik mata.
Ternyata di gedung itu, kerap berlangsung event event yang menampilkan band band punk lokal. Ternyata oh ternyata.
“kita tu anak punk tante“.
Ah ya anak punk. Tante gak tau apa apa tentang punk. Gelap.
Tante bahkan gak tau kalo Punk itu singkatan dari Public United Nothing Kingdom yaitu sekumpulan masyarakat yang anti peraturan kerajaan Inggris yang didengungkan oleh Mikhail Bakkunin, mempunyai motto yang mirip dengan para crafter yaitu DIY alias Do It Yourself dan memiliki ikatan solidaritas yang sangat tinggi.
Tante hanya tau bila punk itu adalah Sid Vicious dan band nya yang kondang Sex Pistol. Tjakep.
Tante gak tau kalo punk itu sudah menjadi subkultur di dunia entah di akherat. Yang tante tau bahwa punk itu adalah salah satu genre musik yang lahir di era 70 an dan di dalamnya ada band band yang bernama Rancid, Ramones dan The Clash.
Tante gak tau kalo punk itu ada jenis jenis nya, seperti Crust Punk yang brutal dan anti sosial, Hard Core Punk yang punya ciri khas musik menghentak, Nazi punk yang benar benar menganut faham nya bang Adolf Hilter, Street Punk atau kerap di sebut The Oi yang terdiri dari para hooligan penggila sepakbola yang mempunyai prinsip “kerja keras itu wajib“, sampai ke Glam Punk yang menganut prinsip cinta damai dengan para anggotanya dan meneriakkan suaranya melalui karya seni.
Tante gak tau kalo di sini, di negeri kita tercinta ini ternyata jumlah populasi komunitas punk nya terbesar di dunia.
Yang tante tau, komunitas punk pertama di Indonesia bernama Taring Babi dan telah melahirkan band punk terkenal yang mengaransemen lagu pada era gencarnya demonstrasi tahun 98, berjudul “aparat keparat“ yaitu Marjinal.
Tante gak tau bahwa Punk dan Skinheads itu berbeda, kesamaan mereka hanya terletak pada semangat anti kemapanan nya saja.
Yang tante tau, bahwa punk itu adalah ideologi hidup yang mencakup segi sosial dan politik. Selain itu merupakan gerakan perlawanan anak muda kaum pekerja kelas menengah ke bawah yang berlandaskan keyakinan “we can do it ourselves“.
Tante gak tau kalo anak punk disini itu identik dengan menghirup lem aibon atau istilah kerennya ngelem.
Yang tante tau, adanya para gluesniffer atau pengelem di negara asal punk ini dikarenakan ketidakmampuan mereka membeli minuman keras, dan mereka inilah yang merusak citra punk selain yang menggelandang di jalanan melakukan tindakan kriminal tentunya.
Tante gak tau kalo substansi punk itu mencakup ideologi, etika do it yourself nya, pandangan politis, gaya hidup positif menolak konsumsi alkohol, rokok, dan drugs.
Yang tante tau, bahwa komunitas punk itu kerap menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, yaitu melalui musik 2-3 chord nya dengan lirik yang sederhana kadang kasar dengan beat beat yang cepat dan menghentak.
Tante juga gak tau kalo punk itu lebih terkenal di lini fashion dan juga tingkah laku penganutnya.
Yang tante tau komunitas punk itu menghidupi dirinya sendiri dengan bermusik, membuat label rekaman sendiri, mendistribusikannya sendiri dengan membuka toko kaset nya sendiri, lalu merambah ke distro sebagai bentuk perlawanan terhadap perusahaan perusahaan besar dan mapan, tak lupa menyediakan jasa tatoo dan piercing tentunya.
Tante gak tau kalo rambut Mohawk punkers itu terinspirasi dari sebuah film tahun 60 an berjudul “Drums Along The Mohawk“.
Yang tante tau, bahwa rambut Mohawk itu punya arti perlawanan akan takdir Tuhan. Celana kulit atau jeans ketatnya yang robek di bagian lutut atau paha menjadi simbol kemerdekaan gerak dan ide diantara himpitan kehidupan. Sepatu boots bermakna ketahanan terhadap segala hal. Rantai sebagai simbol solidaritas. Spike yang berupa paku paku sebagai simbol perlawanan. Daerah sekitar mata mereka menghitam bukan karena kurang tidur melainkan memakai eyeliner sebagai cara pandang punk terhadap lingkungan sekitarnya yang suram. Sedangkan Tatoo dan Piercing selain sebagai identitas kelompok dan bentuk kekuasaan penuh atas diri sendiri juga merupakan simbol perlawanan terhadap penderitaan.
Jadi ujang sayang, hebohnya penampilan haruslah di sertai dengan hebohnya pemikiran. Sudah selayaknya bagi para pengikut suatu faham untuk tau substansi dasar dari faham yang di anut nya, menyaringnya dengan bijak, tinggalkan yang buruk ambil yang baik baiknya saja, bak sendal di masjid ketika sedang jumatan #eh.
Bila para imitator punk sudah mulai mengerti tentang apa arti punk itu sebenarnya, maka janganlah gentar untuk meneriak kan kalimat, PUNK IS NOT DEAD.
*ditulis diantara kenangan terhadap seorang teman, punker yang baik hati dan tidak sombong

Ternyata di gedung itu, kerap berlangsung event event yang menampilkan band band punk lokal. Ternyata oh ternyata.
“kita tu anak punk tante“.
Ah ya anak punk. Tante gak tau apa apa tentang punk. Gelap.
Tante bahkan gak tau kalo Punk itu singkatan dari Public United Nothing Kingdom yaitu sekumpulan masyarakat yang anti peraturan kerajaan Inggris yang didengungkan oleh Mikhail Bakkunin, mempunyai motto yang mirip dengan para crafter yaitu DIY alias Do It Yourself dan memiliki ikatan solidaritas yang sangat tinggi.
Tante hanya tau bila punk itu adalah Sid Vicious dan band nya yang kondang Sex Pistol. Tjakep.
Tante gak tau kalo punk itu sudah menjadi subkultur di dunia entah di akherat. Yang tante tau bahwa punk itu adalah salah satu genre musik yang lahir di era 70 an dan di dalamnya ada band band yang bernama Rancid, Ramones dan The Clash.
Tante gak tau kalo punk itu ada jenis jenis nya, seperti Crust Punk yang brutal dan anti sosial, Hard Core Punk yang punya ciri khas musik menghentak, Nazi punk yang benar benar menganut faham nya bang Adolf Hilter, Street Punk atau kerap di sebut The Oi yang terdiri dari para hooligan penggila sepakbola yang mempunyai prinsip “kerja keras itu wajib“, sampai ke Glam Punk yang menganut prinsip cinta damai dengan para anggotanya dan meneriakkan suaranya melalui karya seni.
Tante gak tau kalo di sini, di negeri kita tercinta ini ternyata jumlah populasi komunitas punk nya terbesar di dunia.
Yang tante tau, komunitas punk pertama di Indonesia bernama Taring Babi dan telah melahirkan band punk terkenal yang mengaransemen lagu pada era gencarnya demonstrasi tahun 98, berjudul “aparat keparat“ yaitu Marjinal.
Tante gak tau bahwa Punk dan Skinheads itu berbeda, kesamaan mereka hanya terletak pada semangat anti kemapanan nya saja.
Yang tante tau, bahwa punk itu adalah ideologi hidup yang mencakup segi sosial dan politik. Selain itu merupakan gerakan perlawanan anak muda kaum pekerja kelas menengah ke bawah yang berlandaskan keyakinan “we can do it ourselves“.
Tante gak tau kalo anak punk disini itu identik dengan menghirup lem aibon atau istilah kerennya ngelem.
Yang tante tau, adanya para gluesniffer atau pengelem di negara asal punk ini dikarenakan ketidakmampuan mereka membeli minuman keras, dan mereka inilah yang merusak citra punk selain yang menggelandang di jalanan melakukan tindakan kriminal tentunya.
Tante gak tau kalo substansi punk itu mencakup ideologi, etika do it yourself nya, pandangan politis, gaya hidup positif menolak konsumsi alkohol, rokok, dan drugs.
Yang tante tau, bahwa komunitas punk itu kerap menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, yaitu melalui musik 2-3 chord nya dengan lirik yang sederhana kadang kasar dengan beat beat yang cepat dan menghentak.
Tante juga gak tau kalo punk itu lebih terkenal di lini fashion dan juga tingkah laku penganutnya.
Yang tante tau komunitas punk itu menghidupi dirinya sendiri dengan bermusik, membuat label rekaman sendiri, mendistribusikannya sendiri dengan membuka toko kaset nya sendiri, lalu merambah ke distro sebagai bentuk perlawanan terhadap perusahaan perusahaan besar dan mapan, tak lupa menyediakan jasa tatoo dan piercing tentunya.
Tante gak tau kalo rambut Mohawk punkers itu terinspirasi dari sebuah film tahun 60 an berjudul “Drums Along The Mohawk“.
Yang tante tau, bahwa rambut Mohawk itu punya arti perlawanan akan takdir Tuhan. Celana kulit atau jeans ketatnya yang robek di bagian lutut atau paha menjadi simbol kemerdekaan gerak dan ide diantara himpitan kehidupan. Sepatu boots bermakna ketahanan terhadap segala hal. Rantai sebagai simbol solidaritas. Spike yang berupa paku paku sebagai simbol perlawanan. Daerah sekitar mata mereka menghitam bukan karena kurang tidur melainkan memakai eyeliner sebagai cara pandang punk terhadap lingkungan sekitarnya yang suram. Sedangkan Tatoo dan Piercing selain sebagai identitas kelompok dan bentuk kekuasaan penuh atas diri sendiri juga merupakan simbol perlawanan terhadap penderitaan.
Jadi ujang sayang, hebohnya penampilan haruslah di sertai dengan hebohnya pemikiran. Sudah selayaknya bagi para pengikut suatu faham untuk tau substansi dasar dari faham yang di anut nya, menyaringnya dengan bijak, tinggalkan yang buruk ambil yang baik baiknya saja, bak sendal di masjid ketika sedang jumatan #eh.
Bila para imitator punk sudah mulai mengerti tentang apa arti punk itu sebenarnya, maka janganlah gentar untuk meneriak kan kalimat, PUNK IS NOT DEAD.
*ditulis diantara kenangan terhadap seorang teman, punker yang baik hati dan tidak sombong

posted from Bloggeroid
No comments:
Post a Comment