Pagi ini nyapu jalan, mendapati karya seni yang emejing banget, hasil karya tenaga kontraktor yang memenangkan tender pengecoran jalan. Selama ini saya belum pernah menemukan karya seni kolase yang di jabarkan dalam media cor cor an.
Berbagai material tertanam di sana, ada sobekan kertas katalog salah satu supermarket, dedaunan, plastik kemasan makanan, dan kemasan minuman gelas lengkap dengan sedotannya. Mungkin nanti bakal ditemukan hasil cor cor an berupa karya seni tiga dimensi seperti milik Nyoman Nuarta atau semirip karya seni instalasi nya Isa Perkasa, siapa tahu kan ya?
Tersebutlah sebuah bentuk yang dibuat oleh ban truk di depan Toko si Tante. Bila bentuk seperti itu ada di Pameran karya seni pasti bakal banyak yang mengagumi. Tapi yang ini ada di pinggir jalan, di mana orang, kuda, motor dan mobil hilir mudik tak peduli. Selain gak Indah, hal itu jadi bikin keki pejalan kaki.
Nuasa asal asalan tercetak jelas dari hasil karya para pekerja yang entah darimana asalnya. Ada yang permukaan jalan di tengahnya menjadi lebih rendah dari pinggirannya yang membuat air menggenang dengan sempurna. Ada juga selokan yang ikut ketumpahan semen plus batu kerikilnya. Kerikil kerikil tajam bisa jadi judul film yang bercerita tentang kebobrokan moral, lha kalo yang ini bisa jadi judul apa? Judul acara banjir akibat kebobrokan kerja seseorang? Ah hanya sekedar bertanya saja. *nyontek kata kata pak Aris hihi.
Kabarnya sih, ini hanya permulaan saja, kedepannya semua jalan akan di beton atau sebangsanya. Gak tahu juga lah juntrungannya mau bagaimana, karena sepanjang karir saya gaul sama anak sipil gak pernah ngobrolin bagaimana tata cara bikin jalan yang baik dan benar untuk sebuah desa.
Saya gak tahu pasti, ini proyekan nya siapa? Tapi banyak yang menduga ini adalah kerjaan bupati petahana. Entah dalam rangka menghabiskan anggaran, entah untuk menyambut pilkada. Yang ngeselin nya adalah kenapa baru sekarang di kerjakannya, kala musim penghujan telah tiba. Cor cor an jadi lama kering nya, malah bikin becek daerah sekitarnya. Debu berkumpul secara membabi buta, di tiup angin muson barat aduhai sedapnya.
Hanya satu permintaan dari lubuk hati yang terdalam, bagusin jalan jangan banyak liburnya. Jangan asal asalan bekerjanya, kan uangnya riil, ada di depan mata. Tajong.
Maap, darting.
Sekian, bye.
Berbagai material tertanam di sana, ada sobekan kertas katalog salah satu supermarket, dedaunan, plastik kemasan makanan, dan kemasan minuman gelas lengkap dengan sedotannya. Mungkin nanti bakal ditemukan hasil cor cor an berupa karya seni tiga dimensi seperti milik Nyoman Nuarta atau semirip karya seni instalasi nya Isa Perkasa, siapa tahu kan ya?
Tersebutlah sebuah bentuk yang dibuat oleh ban truk di depan Toko si Tante. Bila bentuk seperti itu ada di Pameran karya seni pasti bakal banyak yang mengagumi. Tapi yang ini ada di pinggir jalan, di mana orang, kuda, motor dan mobil hilir mudik tak peduli. Selain gak Indah, hal itu jadi bikin keki pejalan kaki.
Nuasa asal asalan tercetak jelas dari hasil karya para pekerja yang entah darimana asalnya. Ada yang permukaan jalan di tengahnya menjadi lebih rendah dari pinggirannya yang membuat air menggenang dengan sempurna. Ada juga selokan yang ikut ketumpahan semen plus batu kerikilnya. Kerikil kerikil tajam bisa jadi judul film yang bercerita tentang kebobrokan moral, lha kalo yang ini bisa jadi judul apa? Judul acara banjir akibat kebobrokan kerja seseorang? Ah hanya sekedar bertanya saja. *nyontek kata kata pak Aris hihi.
Kabarnya sih, ini hanya permulaan saja, kedepannya semua jalan akan di beton atau sebangsanya. Gak tahu juga lah juntrungannya mau bagaimana, karena sepanjang karir saya gaul sama anak sipil gak pernah ngobrolin bagaimana tata cara bikin jalan yang baik dan benar untuk sebuah desa.
Saya gak tahu pasti, ini proyekan nya siapa? Tapi banyak yang menduga ini adalah kerjaan bupati petahana. Entah dalam rangka menghabiskan anggaran, entah untuk menyambut pilkada. Yang ngeselin nya adalah kenapa baru sekarang di kerjakannya, kala musim penghujan telah tiba. Cor cor an jadi lama kering nya, malah bikin becek daerah sekitarnya. Debu berkumpul secara membabi buta, di tiup angin muson barat aduhai sedapnya.
Hanya satu permintaan dari lubuk hati yang terdalam, bagusin jalan jangan banyak liburnya. Jangan asal asalan bekerjanya, kan uangnya riil, ada di depan mata. Tajong.
Maap, darting.
Sekian, bye.
posted from Bloggeroid