Salah satu tempat favorit di rumah kakak saya adalah paviliun nya. Mengapa? Karena di sana saya bisa menemukan banyak sekali tumpukan kain perca sisa konfeksian. Ibarat nya mengaduk aduk barang obralan, gerombolan kain perca itu pun membuat saya betah.
Ada beberapa barang yang telah di hasilkan dari kain perca berwarna warni itu. Bros, pelapis kaleng bekas untuk tempat menyimpan pulpen, baju sampai melapisi busa kursi rotan. Semuanya di buat dengan modal pengetahuan jahitan amatiran.
Nah, kali ini, saya mencoba membuat tas sling kecil sendiri. Kabisaan saya mah sebenarnya hanya membuat tote bag. Dari bekas celana jeans sampai kain ulos. Dulu gak punya mesin jahit, jahit tangan pun jadi, walau karehol dan lama sekali. Beda dengan jahitan tangan simbah yang sangat rapih dalam menjahit semua kebaya kutubaru nya dengan pola yang sama, hanya berbeda kain saja.
Tas ini di buat dengan hanya mengandalkan feeling saja, asal gunting, lipat, dan jahit. Gak pakai pola dan tehnik tehnik menjahit yang ribet. Jahitannya pun agak miring miring, maklum silindris hihi ngeles. Bila sekiranya ada yang terlihat ganjil dengan penampakannya, maka saya bongkar lagi jahitannya. Benar benar gak propisionil pisan. Contohnya, pita polkadot ungu yang berjajar tiga itu, akhirnya saya bongkar lagi, karena setelah di tilik tilik, kok kayaknya pita pita itu tidak berada di tempat yang tepat.
Cintailah tas kita, bukan karena merk nya, bukan karena harganya, dan bukan karena bentuknya, tapi karena isi nya hihi.

Ada beberapa barang yang telah di hasilkan dari kain perca berwarna warni itu. Bros, pelapis kaleng bekas untuk tempat menyimpan pulpen, baju sampai melapisi busa kursi rotan. Semuanya di buat dengan modal pengetahuan jahitan amatiran.
Nah, kali ini, saya mencoba membuat tas sling kecil sendiri. Kabisaan saya mah sebenarnya hanya membuat tote bag. Dari bekas celana jeans sampai kain ulos. Dulu gak punya mesin jahit, jahit tangan pun jadi, walau karehol dan lama sekali. Beda dengan jahitan tangan simbah yang sangat rapih dalam menjahit semua kebaya kutubaru nya dengan pola yang sama, hanya berbeda kain saja.
Tas ini di buat dengan hanya mengandalkan feeling saja, asal gunting, lipat, dan jahit. Gak pakai pola dan tehnik tehnik menjahit yang ribet. Jahitannya pun agak miring miring, maklum silindris hihi ngeles. Bila sekiranya ada yang terlihat ganjil dengan penampakannya, maka saya bongkar lagi jahitannya. Benar benar gak propisionil pisan. Contohnya, pita polkadot ungu yang berjajar tiga itu, akhirnya saya bongkar lagi, karena setelah di tilik tilik, kok kayaknya pita pita itu tidak berada di tempat yang tepat.
Cintailah tas kita, bukan karena merk nya, bukan karena harganya, dan bukan karena bentuknya, tapi karena isi nya hihi.

posted from Bloggeroid
No comments:
Post a Comment