Hari minggu lalu, dengan cuaca yang tidak cukup cerah, dimulailah perjalanan untuk menelusuri jalur pantai selatan yang katanya eksotis. Perjalanan diawali dari jembatan sungai Citarum, Bojong Buah, Cilampeni, pada pukul 6 pagi. Suasana jalan masih lenggang sehingga saat mencapai alun alun Ciwidey waktu baru menunjukan pukul 6.30 WIB, berhubung perut belum diisi maka disempatkan untuk makan kupat tahu dulu di alun alun Ciwidey, lumayan murah, dengan 5000 perak, diperoleh kupat tahu yang gak ngecewain.
Perjalanan kami teruskan pada pukul 6.51 WIB dimana mencapai Situ Patengan pada pukul 7.26 WIB, perjalanan diteruskan melalui rute yang berkelok kelok.
Diatas adalah pemandangan yang berhasil di jepret sepanjang jalan arah Naringgul.
Setelah melewati jalan yang berkelok kelok indah sampailah di tugu Rancabali/Baligede pada pukul 8.03 WIB.
Hmmm.... vandalisme ada dimana mana....
Perjalanan dilanjutkan, dan akhirnya tampaklah jempatan Cipandak yang merupakan tempat curahan dari 7 air terjun yang sangat indah bila dilihat dari jalan raya pada pukul 8.24 WIB.
Memang asyik ada air terjun di pinggir jalan......
Perjalanan dilanjutkan sehingga saat sampai Desa Naringgul waktu telah menunjukkan pukul 8.59 WIB, matahari baru muncul ketika waktu menunjukkan pukul 9.07 WIB. Sampai Tugu batas Kab. Cianjur pukul 9.53 dengan kondisi jalan hanya 40 % saja (maklum bukan daerah kekuasaan wilayah kab Bandung he he he..).
Pemandangan yang dapat dilihat dari dataran yang tertinggi pada pukul 10.15 WIB, sehingga bisa dilihat dengan jelas pemandangan Cianjur Selatan, eh... ada selingan nih ketemu mobil mogok pukul 10.35 WIB sehingga perjalanan sedikit terganggu, tapi no problem soalnya terbayar dengan pemandangan yang indah. Akhirnya sampailah di jembatan Cidaun pada pukul 10.52 WIB sehingga jarak yang ditempuh kira kira telah 95 km. Setelah itu kami sempat melewati jembatan Cidamar yang akhirnya menghantarkan perjalanan kami ke Pantai Jayanti pada pukul 11.09 WIB.
Jadi jarak yang di tempuh dari Jembatan Citarum Cilampeni sampai pantai Jayanti kira kira 100 meter, dengan waktu tempuh kira kira 5 jam.
Pada pukul 11.42 WIB, kami meneruskan perjalanan ke pantai Rancabuaya yang selama perjalanan itu begitu banyak jembatan yang dilewati mungkin sekitar 10 buah jembatan kalo ga salah ...
Kondisi jembatan2 tersebut bagus dan jalan yang dilewati sepanjang pantai selatan itu sangat mulus. Bagaimana tidak mengasikan pada saat berkendara pemandangan sebelah kanan adalah pesisir pantai dengan ombaknya yang berbuih putih, sementara di sebelah kiri jalan sepanjang mata memandang hanya warna hijau yang terlihat. Akhirnya kami sampai di pantai Rancabuaya pada pukul 12.44 WIB dengan jaraj tempuh dari jembatan Citarum Cilampeni 127 km.
Vila satu2nya di pantai Rancabuaya
Bila kita ingin menginap di pantai Rancabuaya ada 3 kompleks penginapan dengan nama Vila Jaya Sakti 1 - 3 dengan harga sewa berkisar antara Rp. 150.000 - Rp. 300.000,- (sttt... gosipnya kompleks penginapan tsb punya Bpk. Hadi Gunawan Orang Bina Marga). Kami sempat makan siang di pantai Rancabuaya, seafood, kami makan udang asam manis dengan harga Rp. 150.000,- per kilo - mahal juga yaaaa.... tapi gpp lah belum tentu setaun sekali makan udang asam manis di Rancabuaya hehehehhe...
Perjalanan dari pantai Rancabuaya menuju pantai Santolo sempat terjadi hujan besar sekali sekitar 15 menit, setelah berhenti kami melihat sepanjang pantai yang kami lewati berubah warna menjadi coklat akibat tanah yang terbawa aliran sungai dari atas gunung ke muara sungai. Tetapi sekalipun hujan pemandangan pantai selatan punya keindahan tersendiri untuk dilihat.
Kami sempat terjebak banjir yang mengakibatkan antrian kendaraan cukup panjang, ada beberapa jenis kendaraan yang tidak bisa melewati banjir tersebut yang mengakibatkan antrian menjadi lama. Tapi akhirnya bankir tersebut bisa dilewati dan perjalanan bisa di teruskan.
Pada pukul 14.13 WIB, kami menuju pantai Santolo Pameungpeuk Garut, dan tiba di Santolo pada pukul 16.06 WIB, total jarak yang di tempuh dari Jembatan Citarum 160 km.
Pemandangan di pantai Santolo cukup indah dengan ombak yang tidak terlalu besar, cocok untuk bermain air apalagi buat anak anak. Kami menyempatkan membeli ikan asin jambal roti, dengan harga Rp. 60.000/kg. Ada hal istimewa dar pantai Santolo yaitu Mata Lembu alias keong laut yang konon menurut mitos penduduk sekitar berkhasiat untuk meningkatkan vitalitas kaum lelaki apalagi bila di barengi dengan minum bir.
Akhirnya kami memutuskan keluar dari pantai Santolo pada pukul 16.48 WIB.
Perjalanan pulang kami melewati rangkaian pegunungan Pameungpeuk - Garut dan saat melewati gunung Halimun/gunung Gelap kami sempat menikmati panorama sunset yang sangat eksotis.
Perjalanan kami lanjutkan ke kota Garut dan kami makan malam di RM. Asep Stroberi di Nagrek, lalu diteruskan ke kota Bandung dan tiba di rumah pukul 01.30 WIB karena sempat terjebak macet di Nagrek dan banjir di Rancaekek.
Total jarak tempuh :
Bandung - Jayanti - Rancabuaya - Santolo - Bandung = 320 km.
reported by wawa wiwi 'n bude dhantie