Saturday, September 26, 2015

GO TAZMANIA GO!

Bila bicara tentang angkutan umum (angkum) yang menyiksa, mungkin angkum model ini adalah salah satu juaranya dan layak mendapatkan medali emas 24 karat(an). Ada beberapa model angkum darat yang pernah saya tumpangi, dari bis damri merk mercy tata dengan segala kehingarbingaran tukang dagangnya, kereta api ekonomi dengan pasukan kecoaknya, keretek dengan kuda yang kadang ngamuk karena bete di suruh terus puasa, elf antar kota yang dikemudikan ugal ugalan secara luar biasa, angkot yang punya hobi ngetem dimana saja, sampai ojek yang pengemudinya bau ketek gak pake rexona.

Seorang teman menyebutnya Tazmania, di adaptasi dari tokoh kartun teman satu genk nya Bugs Bunny yang selalu berjalan dengan kecepatan tinggi dan bergaya zig zag. Yap, angkum ini memang Tazmania banget walaupun gak sedevil teman dari Axl dan Bull itu. Angkum berjenis Mitsubishi colt ini interiornya banyak yang sudah out of date dan kadang bebauan aneh menguar daripadanya.

Banyak hal yang membuat angkum ini terasa begitu menyiksa, diantaranya adalah :
Kebiasaan ngetemnya. Beberapa kali naik angkum ini, saya dipaksa untuk duduk gelisah menunggu penumpang lain, kadang sampai memakan waktu setengah jam an. Mana gak ada suguhan lagi, borondong kaluak mah.

Pak supir dan calo sama sama suka PHP in penumpang, mereka kadang duduk di depan stir secara bergantian lalu menyalakan mesin mobil, maju mundur kayak penggalan judul film warkop.

Suka bohong bohongin penumpang dengan kata "nyodok", padahal apa yang di sodok, bola bilyar? Kadang malah kena sodok angkum yang datang entah dari mana.

Penumpangnya diperlakukan bagai ikan pindang, ditumpuk tumpuk gak karuan. Di depan bisa diisi empat orang, di tengah kadang ada yang sampai duduk lesehan, tinggal ditambahin nasi sebakul dan oseng oseng mercon, pasti udah kayak suasana Jogja yang kurindukan.

Musiknya? Ada sih yang musiknya kalem ala Ebiet G Ade sama D'Lloyd, tapi ada juga yang kurang asem yaitu musik panturaan dengan bahasa oplosan eh kebalik hihi, ya pokoknya itu deh, dan dibunyikan sekeras kerasnya seakan seisi angkum sedang menghadiri acara kawinan. Mending kalo suara yang dihasilkan jernih kayak komposisinya Kitaro, lha ini butek kayak kubangan kuda nil di bonbin sono.

Tapi di setiap kekurangan pasti ada kelebihan, walaupun hanya segede tumilak yang nyelip nyelip ditempat tempat yang tak terduga. Begitu juga dengan angkum ini. Selain kelebihannya berupa penumpang, si angkum yang kebanyakan sopirnya seakan akan jelmaan dari Mario Andretti ini punya kelebihan yang patut di banggakan yaitu jendelanya dapat dibuka lebar lebar sehingga penumpang dapat melupakan bau tujuh rupa yang ngulibek di dalamnya. Yah walaupun kadang kadang bikin masuk angin juga sih, hoorrr kelebihan yang berujung malapetaka mah bukan termasuk kelebihan ya.

Nah, ada satu yang lucu di salah satu Tazmania yang pernah saya naiki. Mungkin saking nyadar dirinya bahwa sering ada bebauan tujuh rupa, sang sopir memasang banyak sekali pewangi ruangan di seantero kendaraannya, dari yang di pencet sampai yang digantung. Belum cukup dengan itu, sang supir yang tatoo nya udah kayak motif gamis jersey itu pun menyediakan satu kaleng pewangi spray di atas dashboard mobilnya.

Akhir kata, saya salut dengan angkum ini. Dia telah mengorbankan dirinya demi moda angkum lain dari rasa hina akibat cercaan penumpang yang merasa tidak nyaman dengan angkum yang ditumpanginya :D.








posted from Bloggeroid

Monday, September 21, 2015

RIP : LG OPTIMUS ME

Akhirnya Optimus Me saya pun mengakhiri masa jayanya. Setelah lebih dari empat tahun menemani, henpon bermerk LG itu pun dapat beristirahat dalam damai. My dear opmi telah menunaikan tugas nya dengan baik.

Sebenarnya, sejak awal pemakaian, opmi saya kerap membuat saya muntab. Baru beberapa bulan sudah minta di factory reset karena tombol home nya tidak berfungsi. Setelah itu giliran batre nya yang soak. Dengan terpaksa saya pun meluncur ke service center nya di BEC untuk membeli batre lithium baru seharga 120 ribu rupiah. Dan godaannya adalah setelah dibelikan batre baru, batre lama nya membaik kembali, ah saya hanya bisa mengurut dompet tetangga, karena mengurut kaki keseleo adalah pekerjaan dukun urut yang notabene bukan tetangga.

Tetapi setelah dua peristiwa tadi, opmi saya menjadi henpon yang sangat bersahabat. Walau telah terbanting berjuta kali, henpon yang body nya telah penuh dengan luka lecet itu tidak kunjung memperlihatkan tanda tanda kerusakan.

Dengan opmi hidup saya menjadi sangat berwarna warni. Bersamanya saya dapat membuka email dengan segera, membaca e statement bank kesayangan dengan menggunakan aplikasi acrobat reader tanpa susah payah. Menulis di blog yang cuma satu satunya dengan menggunakan aplikasi bloggeroid yang ramah. Menuangkan sebuah ide cerita yang muncul tiba tiba di kepala dengan menggunakan aplikasi olive office yang dapat dijalankan dengan mudah.

Satu hal yang menjadi kekurangannya adalah internal memory nya yang minim, membuat beberapa aplikasi seperti whatsapp tidak dapat di install dengan sempurna. Tapi tak apalah karena setiap hal itu selalu ada kekurangan dan kelebihannya, yang penting masih banyak manfaatnya.

Akhir kata, semua henpon pasti memiliki kemistri tersendiri dengan penggunanya, begitu pula dengan my optimus me. Tanpa opmi, saya mungkin tidak akan pernah menyadari apa passion saya selama ini.

Selamat tinggal my LG OPTIMUS ME, may your soul rest in peace.






posted from Bloggeroid

Friday, September 11, 2015

LATAH BON JOVI

Beberapa minggu ini setiap saya melancong ke kota, mata saya sering menangkap banner Bon Jovi yang akan mengadakan konser di Jakarta. Gegap gempita sekali ya seakan mau ikutan pilkada. Band hard rock *cenah, yang telah berdiri sejak tahun 1919 eh salah nyonya meneer eta mah, sejak tahun 80 an itu, telah banyak mempengaruhi selera musik serta penampilan para anak muda angkatan tua.

Frontman Bon Jovi yaitu Jon Bongiovi yang di plesetkan menjadi Bon Jovi adalah satu satu nya rocker yang model rambut shaggy nya ingin saya tiru. Berangkat ke salon, maksa bang Tony, seorang kapster yang agak gemulai untuk bisa memiripkan gaya rambut ala Jon Bon Jovi. Hasilnya? You know lah ya, wawut wawutan :p.

Saat itu, Jon dengan riang gembira mendobrak tatanan gaya rambut para rocker angkatan 80 an dengan memangkas pendek rambutnya, dan hal itu sempat sempatnya di bahas di CNN, sungguh memesona. Ya, gimana gak heboh, dulu rocker itu identik dengan rambut panjang gondrong awig awigan yang bisa di kibas kibaskan ketika mereka perform di atas stage, rite?
Kata seorang teman, rambut panjang nya Jon itu adalah rambut panjang terindah seantero dunia permusikrockan, sampai sampai ia terobsesi memanjangkan rambutnya demi Jon #eh. Ah masa sih, kalau menurut saya mah rambut Sebastian Bach nya Skidrow sama Nuno Bettencourt nya Extreme adalah pemegang trophy rambut terindah yang tak tergoyahkan pada saat itu. Dan setelah usut punya usut ternyata potongan rambut pendek Jon itu adalah dalam rangka menyesuaikan diri dengan isi album Keep the faith yang baru mereka rilis. Lagu lagu di Album yang covernya bergambar kumpulan tangan membernya itu terdengar lebih manis dan romantis, gak perlu atraksi kibas rambut yang dramatis.

Saya lupa lagu pertama yang saya dengarkan dari grup glam rock asal New Jersey itu, entah You give love a bad name atau Livin‘ on a prayer. Tapi yang pasti dari seluruh album mereka, album kesukaan saya adalah Keep the Faith. Semua lagunya bersahabat dengan telinga, dari In these arms yang rada menghentak sampai Bed of Roses yang nge ballad.

Grup ini termasuk grup yang awet dan gak begitu rajet. Gak banyak terjadi pergantian line up, walaupun di tinggal Alec John Such dan kadang kadang Richie Sambora tapi David Bryan dan Tico Toress tetap di setia.

Balik lagi ke album, selain Keep the faith, album solo Jon yang bertajuk Blaze of Glory, yaitu album yang terinspirasi dari film Young Guns II adalah album kesukaan saya. Jon yang sebelumnya meminjam script film yang bercerita tentang Billy The Kid kepada Emilio Estevez itu akhirnya menulis lagu lagu yang sampai sekarang masih endang untuk di dengarkan. Dalam album yang cover nya di hiasi oleh wajah Emilio Estevez, Kiefer Sutherland, Christian Slater, Lou Diamond Phillips, Balthazar Getty dan satu lagi yang entah namanya siapa, Jon berkolaborasi dengan beberapa musisi kondang, sebut saja Elton John, Little Richards, Jeff Beck sampai Randy Jackson. Satu hal yang menarik, di album ini gak ada satu lagu pun yang bertema cinta cintaan, yaeyalah masa Billy The Kid cinta cintaan sama Patty Garret :p.

Banyak sekali orang yang menggilai band yang vokalisnya sempat main film kakapalan selam berjudul U 571 itu. Maklum lah ya, musik mereka kan memang mudah di terima oleh telinga siapa saja. Tapi jangan kayak kakak saya ya, dulu saking ngefans nya sama Bon Jovi, dengan isengnya dia menempeli tiang nama Jalan di kampung saya yang tadi nya Jl. Pesawahan menjadi Jl. Bon Jovi, dan apes nya pake ketauan sama pak Kepala Desa yang akhirnya memberi ceramah singkat bertema kenakalan remaja :p.

Pokok nya mah Blaze of Glory lah buat para penggemar Bon Jovi, soalnya kalo Blades of Glory mah film kocak nya Will Ferrel #eh.







posted from Bloggeroid

Monday, September 7, 2015

FAKIR AIR

Katanya para jomblo itu menyandang gelar fakir asmara.
Para netter yang tongpes menyandang gelar fakir kuota.
Sedangkan gelar saya sekarang adalah fakir cai alias air aka water atau banyu.

Krisis air euy. Setelah beberapa abad baru kali ini pompa saya ngadat gak mau menyemburkan air. Jangankan ala pompa air shimsalabim yang iklan nya busyet gede amat, semirip semburan mbah dukun nya Alam bin peti pera aja udah gak bisa.

Mandi? Mandi dong, masih ada tetangga yang baik hati dan tidak sombong, mau berbagi. Habis mandi di oleh olehin kueh bolu lagi, berasa habis pulang kenduri.

Kalau bandung kan di lingkung ku gunung, sumur saya di lingkung ku jet pump. Kanan kiri, depan belakang, atas bawah semua sudah di upgrade pake prosesor yang lebih kenceng jalannya. Setara Intel inside cenah, kalo sayah mah garing inside.

Dulu, kalau musim kering begini, gak ada istilah beli air, adanya minta air ke tetangga. Nah sumur yang di mintain air itu biasanya gak habis habis air nya karena telah di hujani oleh doa dari yang minta. Sekarang mah segala gala juga harus di beli atuh, miris. Sumur artesis nya di bikin bisnis, sungguh manis.

Tafakur baca UUD 45 pasal 33, gak memecahkan masalah, malah bikin mata berkunang kunang seakan akan kurang darah.

Kemarau tahun ini memang sangat menyesak kan dada, setelah kemarin banjir tumpah ruah di mana mana. Sekarang ya cuma bisa pasrah dan berdoa. Mau di jadikan apa isi dunia? Ya terserah pada Yang Maha Kuasa.

Sekarang mah sambil menanti perakitan instalasi air bersih berabonemen milik perusahaan air nya tetangga, lebih baik sing along bareng Kaka Slank : Apa mesti mimpi itu ku beliiiiii, G Am C G.

posted from Bloggeroid