Akhirnya Optimus Me saya pun mengakhiri masa jayanya. Setelah lebih dari empat tahun menemani, henpon bermerk LG itu pun dapat beristirahat dalam damai. My dear opmi telah menunaikan tugas nya dengan baik.
Sebenarnya, sejak awal pemakaian, opmi saya kerap membuat saya muntab. Baru beberapa bulan sudah minta di factory reset karena tombol home nya tidak berfungsi. Setelah itu giliran batre nya yang soak. Dengan terpaksa saya pun meluncur ke service center nya di BEC untuk membeli batre lithium baru seharga 120 ribu rupiah. Dan godaannya adalah setelah dibelikan batre baru, batre lama nya membaik kembali, ah saya hanya bisa mengurut dompet tetangga, karena mengurut kaki keseleo adalah pekerjaan dukun urut yang notabene bukan tetangga.
Tetapi setelah dua peristiwa tadi, opmi saya menjadi henpon yang sangat bersahabat. Walau telah terbanting berjuta kali, henpon yang body nya telah penuh dengan luka lecet itu tidak kunjung memperlihatkan tanda tanda kerusakan.
Dengan opmi hidup saya menjadi sangat berwarna warni. Bersamanya saya dapat membuka email dengan segera, membaca e statement bank kesayangan dengan menggunakan aplikasi acrobat reader tanpa susah payah. Menulis di blog yang cuma satu satunya dengan menggunakan aplikasi bloggeroid yang ramah. Menuangkan sebuah ide cerita yang muncul tiba tiba di kepala dengan menggunakan aplikasi olive office yang dapat dijalankan dengan mudah.
Satu hal yang menjadi kekurangannya adalah internal memory nya yang minim, membuat beberapa aplikasi seperti whatsapp tidak dapat di install dengan sempurna. Tapi tak apalah karena setiap hal itu selalu ada kekurangan dan kelebihannya, yang penting masih banyak manfaatnya.
Akhir kata, semua henpon pasti memiliki kemistri tersendiri dengan penggunanya, begitu pula dengan my optimus me. Tanpa opmi, saya mungkin tidak akan pernah menyadari apa passion saya selama ini.
Selamat tinggal my LG OPTIMUS ME, may your soul rest in peace.

Sebenarnya, sejak awal pemakaian, opmi saya kerap membuat saya muntab. Baru beberapa bulan sudah minta di factory reset karena tombol home nya tidak berfungsi. Setelah itu giliran batre nya yang soak. Dengan terpaksa saya pun meluncur ke service center nya di BEC untuk membeli batre lithium baru seharga 120 ribu rupiah. Dan godaannya adalah setelah dibelikan batre baru, batre lama nya membaik kembali, ah saya hanya bisa mengurut dompet tetangga, karena mengurut kaki keseleo adalah pekerjaan dukun urut yang notabene bukan tetangga.
Tetapi setelah dua peristiwa tadi, opmi saya menjadi henpon yang sangat bersahabat. Walau telah terbanting berjuta kali, henpon yang body nya telah penuh dengan luka lecet itu tidak kunjung memperlihatkan tanda tanda kerusakan.
Dengan opmi hidup saya menjadi sangat berwarna warni. Bersamanya saya dapat membuka email dengan segera, membaca e statement bank kesayangan dengan menggunakan aplikasi acrobat reader tanpa susah payah. Menulis di blog yang cuma satu satunya dengan menggunakan aplikasi bloggeroid yang ramah. Menuangkan sebuah ide cerita yang muncul tiba tiba di kepala dengan menggunakan aplikasi olive office yang dapat dijalankan dengan mudah.
Satu hal yang menjadi kekurangannya adalah internal memory nya yang minim, membuat beberapa aplikasi seperti whatsapp tidak dapat di install dengan sempurna. Tapi tak apalah karena setiap hal itu selalu ada kekurangan dan kelebihannya, yang penting masih banyak manfaatnya.
Akhir kata, semua henpon pasti memiliki kemistri tersendiri dengan penggunanya, begitu pula dengan my optimus me. Tanpa opmi, saya mungkin tidak akan pernah menyadari apa passion saya selama ini.
Selamat tinggal my LG OPTIMUS ME, may your soul rest in peace.

posted from Bloggeroid
No comments:
Post a Comment