Friday, December 18, 2015

KAKAK ADIK TERFAVORIT

Mark Wahlberg adalah salah satu aktor kesukaan saya, film yang ia perankan multigenre, dari drama, action, sci fi, sampai komedi. Kemarin ini saya kembali menonton aktingnya dalam film lama berjudul Max Payne.

Payne adalah seorang detektif yang bekerja di cold case unit dan bertugas di NYPD. Setelah kematian istrinya, Payne menjadi orang yang sangat tertutup. Tiga tahun telah berlalu, tapi misteri double homicide atas istri dan anaknya yang masih bayi belum juga terkuak. Pelakunya belum juga tertangkap. Dengan segala cara Payne mencari informasi tentang kasus ini. Ternyata semua ini berujung pada serum yang diproduksi oleh perusahaan farmasi dimana istrinya bekerja. Serum bernama Valkyr yang ditujukan untuk operasi militer itu ternyata mempunyai efek samping yang mengerikan. Dan seperti banyak film Hollywood lainnya, penjahitnya adalah orang yang tak terduga. Film yang juga di bintangi oleh Mila Kunis, Beau Bridges dan Ludacris ini adalah film yang terinspirasi dari sebuah game dengan judul yang sama.

Mark Walberg adalah adik dari anggota boyband New Kids on The Block yang bernama Donnie Walhberg. Dulu ia pun merupakan anggota boyband yang sangat ngehits itu walaupun hanya kuat selama 3 bulan. Tidak seperti adiknya yang cemerlang di lini layar lebar, Donnie harus cukup puas dengan mendapat peran di film serial. Tapi terlepas dari itu semua, mereka berdua mempunyai bakat akting yang tak diragukan lagi.

Beau Bridges adalah pemeran tokoh antagonis dalam film Max Payne. Ia berperan sebagai BB, purnawirawan polisi yang merupakan partner dari ayah Payne. Beau adalah aktor gaek yang telah banyak mendapatkan berbagai penghargaan. Selain bermain di film layar lebar, Beau juga aktif dalam dunia pertelevisian dan beberapa kali memenangkan Emmy. Saya sempat melihat Beau di film Jerry Maguire bareng Tom Cruise dan beberapa film lamanya. Sedangkan adiknya yang bernama Jeff Bridges yang berwajah setipe dengan Kurt Russel itu terakhir saya lihat aktingnya di film Tron, Seventh son dan Iron man. Bakat akting mereka berdua turun dari ayah mereka yang juga pemain film yaitu Lloyd Bridges. Film Lloyd Bridges banyak banget, salah satu yang saya tonton adalah Hot Shots! beradu akting dengan Charlie Sheen.

Dulu saya suka sekali menonton film serial komedi Growing Pains. Saat itu saya terpesona dengan Kirk Cameron yang berperan sebagai anak tertua dari keluarga Seaver. Cameron mempunyai kharisma yang tidak di miliki oleh aktor anak anak lainnya. Kirk yang terlahir dari keluarga yang bergelut di dunia film ini mempunyai adik bernama Candace yang juga seorang aktris belia dan berperan dalam film sitkom Full House bersama Bob Saget.

Pernah lihat filmnya Jackie Chan berjudul Around the world in 80 days? Nah di film itu ada dua kakak beradik Owen dan Luke Wilson yang dengan kocak memerankan penemu pesawat terbang, Wright bersaudara.
Luke kerap terlihat di film film komedi romantis, sedangkan film Owen lebih beragam. Di samping sering berkocak ria bersama Jackie Chan di Shanghai Knight, Shanghai Noon dan yang akan tayang, Shanghai Dawn, Owen pernah bermain serius di film Behind the Enemy Lines bersama Gene Hackman.

Stephen Baldwin adalah salah satu aktor yang saya sukai, bukan karena aktingnya tapi karena senyumannya. Walaupun senyuman Baldwin bersaudara itu semuanya menawan, tapi milik Stephen lah juaranya. Baldwin bersaudara yang paling terkenal adalah Alec. Alec sering mendapatkan peran peran bagus yang akhirnya bisa mendongkrak popularitasnya. Dan saya masih ingat benar kegilaannya ketika menyanyikan lagu Can't fight this feeling anymore bersama Russel Brand di film Rock of Ages. Berbeda dengan kakaknya, Stephen harus cukup puas dengan peran peran di film yang gak begitu terkenal. Bagaimana dengan Wiliam dan Daniel Baldwin? Kalo Wiliam sih pernah nonton lah ya walau lupa judulnya, tapi untuk Daniel sih kayaknya burem.

Siapa yang gak kenal dengan Emilio Estevez dan Charlie Sheen. Dua aktor yang merupakan putra dari Martin Sheen itu adalah aktor yang banyak membintangi film film laris. Film Emilio yang berkesan adalah Young Guns 1 & 2, St Elmo's Fire dan trilogy The Mighty Ducks. Sedangkan untuk film Charlie Sheen sendiri yang masih saya ingat adalah Young Guns, Platoon, Navy Seals dan film kocak Hot Shots!. Kakak beradik ini masuk ke dalam kelompok yang di sebut The Brat Pack, yaitu aktor muda yang terkenal sering memainkan film remaja di era 80 an.

Bila melihat John Cussack ingatan saya langsung melayang kepada frontman nya Hoobastank bernama Doug Robb. Dua orang ini mirip, bagai pinang di belah kampak. Film pertama Cussack yang saya lihat adalah High Fidelity, film yang aneh hihi. Cussack banyak membintangi film film bagus, sama halnya dengan kakak perempuannya yang bernama Joan Cussack. Seperti baru kemarin saya melihat akting menawan Joan di Raising Helen, besama Kate Hudson.

Dakota dan Elle Fanning adalah dua kakak beradik yang telah mempunyai nama di dunia layar lebar. Saya melihat aksi Dakota di film I am Sam, bersama Sean Penn. Selain itu ia pun bermain bagus dengan sang legenda film, Robert de Niro dalam Hide and Seek. Uptown girl adalah film bagus lainnya yang pernah ia bintangi, dalam film itu ia beradu akting dengan Brittany Murphy.
Sedangkan adiknya yang bernama Elle belum banyak membukukan film laris seperti kakaknya. Saya melihat akting Elle dalam Film sci fi nya J.J Abrams yang berjudul Super 8. Selain itu, ia pun bermain di Maleficent bersama Angelina Jolie.

Selain Wahlberg, saya juga menyukai aktor berwajah lebar, Jake Gyllenhaal. Aktingnya di Prisoners dan Nightcrawler sangat menarik hati. Jake pun pernah menjadi sosok nan charming di film Prince of Persia. Ia pun pernah satu scene dengan kakaknya Maggie Gyllenhaal di film remaja Donnie Darko. Dibanding Jake, Maggie kurang begitu terkenal. Namanya terangkat ketika ia membintangi film batman, The Dark Knight bersama Christian Bale.

Masih banyak kakak adik yang sama sama sukses di dunia peran, tapi beberapa yang di atas tadi adalah favorit saya.


Sekian.
posted from Bloggeroid

Friday, December 4, 2015

THE EXPENDABLES 3

Akhirnya jari ini getek juga untuk mencet tombol di bagian film The Expendables 3 di HBO OD. Dan kesimpulan yang didapat adalah :
Di 20 menit pertama, sayah merasa boring hihi, tapi lanjutkan sajah lah da tanggung juga pengen tau akhirnya seheroik apa.
Mamang Sly seperti biasa tanpa ekspresi, udah terlihat agak tua gitulah, sebelas duabelas dengan sang peraih beasiswa MIT, Mang Dolph Lundgren. Yang awet muda mah tak lain tak bukan adalah Wesley Snipes, muka nya gitu gitu aja gak banyak berubah sejak main bareng Tommy Lee Jones. Dan yang mengherankan adalah melihat Antonio Banderas yang menjadi seperti Mr. Bean.


Sepanjang film isinya Dar Der Dor gak karuan. Saking meriahnya sampai sampai hati ini bertanya, ini ceritanya apa sih hihi.

Ah Expendables memang bukan untuk saya.

posted from Bloggeroid

Saturday, November 28, 2015

SEBUAH KARYA SENI TERSEMBUNYI DALAM MEDIA JALAN YANG DI COR ASAL JADI

Pagi ini nyapu jalan, mendapati karya seni yang emejing banget, hasil karya tenaga kontraktor yang memenangkan tender pengecoran jalan. Selama ini saya belum pernah menemukan karya seni kolase yang di jabarkan dalam media cor cor an.
Berbagai material tertanam di sana, ada sobekan kertas katalog salah satu supermarket, dedaunan, plastik kemasan makanan, dan kemasan minuman gelas lengkap dengan sedotannya. Mungkin nanti bakal ditemukan hasil cor cor an berupa karya seni tiga dimensi seperti milik Nyoman Nuarta atau semirip karya seni instalasi nya Isa Perkasa, siapa tahu kan ya?

Tersebutlah sebuah bentuk yang dibuat oleh ban truk di depan Toko si Tante. Bila bentuk seperti itu ada di Pameran karya seni pasti bakal banyak yang mengagumi. Tapi yang ini ada di pinggir jalan, di mana orang, kuda, motor dan mobil hilir mudik tak peduli. Selain gak Indah, hal itu jadi bikin keki pejalan kaki.

Nuasa asal asalan tercetak jelas dari hasil karya para pekerja yang entah darimana asalnya. Ada yang permukaan jalan di tengahnya menjadi lebih rendah dari pinggirannya yang membuat air menggenang dengan sempurna. Ada juga selokan yang ikut ketumpahan semen plus batu kerikilnya. Kerikil kerikil tajam bisa jadi judul film yang bercerita tentang kebobrokan moral, lha kalo yang ini bisa jadi judul apa? Judul acara banjir akibat kebobrokan kerja seseorang? Ah hanya sekedar bertanya saja. *nyontek kata kata pak Aris hihi.

Kabarnya sih, ini hanya permulaan saja, kedepannya semua jalan akan di beton atau sebangsanya. Gak tahu juga lah juntrungannya mau bagaimana, karena sepanjang karir saya gaul sama anak sipil gak pernah ngobrolin bagaimana tata cara bikin jalan yang baik dan benar untuk sebuah desa.

Saya gak tahu pasti, ini proyekan nya siapa? Tapi banyak yang menduga ini adalah kerjaan bupati petahana. Entah dalam rangka menghabiskan anggaran, entah untuk menyambut pilkada. Yang ngeselin nya adalah kenapa baru sekarang di kerjakannya, kala musim penghujan telah tiba. Cor cor an jadi lama kering nya, malah bikin becek daerah sekitarnya. Debu berkumpul secara membabi buta, di tiup angin muson barat aduhai sedapnya.

Hanya satu permintaan dari lubuk hati yang terdalam, bagusin jalan jangan banyak liburnya. Jangan asal asalan bekerjanya, kan uangnya riil, ada di depan mata. Tajong.

Maap, darting.

Sekian, bye.

posted from Bloggeroid

Thursday, November 26, 2015

APA YANG DI TANAM ITULAH YANG DI TUAI

Bos saya dulu hobi banget merekrut karyawan bagian produksi dan turunannya yang berusia sangat muda. Saking belia nya ngelap ingus aja belum bisa. Mungkin, dia merasa iba dengan anak anak putus sekolah itu dan ingin memberikan kehidupan yang lebih bermakna, padahal mah karena bisa di bayar murah aja. Kabar buruknya, upah murah berbanding lurus dengan kualitas kerja. Saya sering di buat bete karenanya. Mereka hanya mampu mencerna satu buah perintah saja, karena bila ada dua apalagi lebih, pasti sisanya bakal lupa. Wajar sih, lha wong otaknya gak pernah diajak berlatih semenjak memutuskan untuk berhenti mengenyam bangku sekolah dan memilih untuk bekerja. Alasan berhenti sekolah klise saja, karena gak punya biaya. Ada salah satu yang sering saya ajak bicara. Bila sedang iseng saya kerap bertanya, mau kerja dimana kalo kira kira kena PHK? Jawabnya mudah saja, mau jadi tukang becak katanya.

Yang malesin nya adalah ketika ia mengeluh karena upah yang di dapat menurutnya tak sebanding dengan tenaga yang di hela. Sedangkan beban hidup semakin merajalela karena ia memutuskan untuk menikah muda. Entah enam atau tujuh belas tahun usianya saat ia dengan bangga bercerita bahwa ia telah meminang seorang dara yang sama belianya, sementara anak lain seusianya sedang giat belajar di bangku SMA. Bila saya tanya kenapa memutuskan untuk cepat menikah, dengan ringan ia menjawab, karena tidak ada kegiatan lain yang bisa dilakukan disamping bekerja. Jadi lebih baik menikah saja, sebagai hiburan ketika bosan dengan rutinitas kerja. Boro boro memikirkan cita cita, sekedar hobi saja ia tak punya.

Awal pernikahan, cerita manis kerap meluncur dari bibirnya. Tapi itu tak berlangsung lama karena selebihnya, curhatannya terdengar sungguh merana. Putra pertama lahir ke dunia, membawa kegembiraan bagi ayah, ibu, besan dan mertua. Persalinannya sedikit berkendala karena sang Ibu muda memang belum cukup usia.

Dengan tambahan satu orang anggota keluarga, tentu saja upah yang di terima bagaikan sesuatu yang hampa. Bukannya giat bekerja dan mencari peluang kerja lainnya, semangat kerjanya malah mengendur beberapa tingkat dari biasanya. Alasannya karena si bos tak jua menaikan upahnya. Bagaimana mau menaikan upah, lha kemampuannya aja cuma segitunya. Etos kerja jangan di tanya, merosot tajam karena semangat kerjanya telah menguap entah kemana, berganti dengan keluh kesah akan kehidupan berkeluarga yang dulu ia kira akan selalu bahagia.

Dua tahun sudah usia putranya ketika ia memutuskan untuk berpisah dengan istrinya. Saya tidak tahu pasti mengapa mereka berpisah. Sang istri pulang kembali ke rumah orangtuanya dengan membawa serta satu orang anggota keluarga. Kakek nenek yang mulanya bangga akan anaknya yang telah memberi mereka cucu akhirnya hanya bisa mengurut dada. Anak yang dulu di nikahkan segera untuk mengurangi beban keluarga, kini malah memberi tambahan daftar biaya. Orang tuanya gak bisa menyalahkan siapa siapa, karena ini semua terjadi atas ijin mereka. Ijin untuk membiarkan anaknya berhenti bersekolah karena alasan ketiadaan biaya dengan akhir yang terasa mengiris dada.

Akhir kata, jadi orang tua dilarang egois dengan mengharapkan lebih dari anak anaknya, bila kewajiban memberi pendidikan yang baik aja masih jadi tanda tanya. Pada dasarnya, apa yang di tanam, itulah yang di tuai.

Sekian.

Nb : paling malesin kalo ada ibuk ibuk yang bilang "Anak saya mah udah laku, udah ada yang mau"
Ish Ish Ish jualan ya? Di jual berapa anaknya? Yang pedes karetnya dua ya?
posted from Bloggeroid

Tuesday, November 10, 2015

HATI HATI BILA MEMBELI BUAH

Tiap kali melewati perempatan Jalan Kopo - Soekarno Hatta, tak terasa mulut ini menganga nyaris ngacay di buatnya. Bukan karena ada yang jual kaos kaki sepuluh ribu tiga, bukan juga karena wangi masakan padang dari dua rumah makan yang berbeda, bukan pula karena melihat pengamen yang sedang ngitung uang di bawah pohon yang terlihat rindang tapi merana. Atau karena melihat kelakuan pengendara sepeda motor yang blingsatan ngibrit saat lampu merah masih menyala, dan bukan pula karena ada pengendara mobil yang gak sabaran, membunyikan klakson tepat ketika lampu hijau baru saja bersua, nu eta mah membuat sayah ngacay hayang nakol.

Yang membuat saya ngacay adalah gerombolan orang yang tengah mengerubuti sebuah toko buah, yang pahibut suasananya, antara ragam buah buahan dan berbagai macam orang yang membelinya.

Bila dilihat dari banyaknya pengunjung, saya menduga pasti harganya murah pisan. Tapi nyatanya, begitu mata ini berhasil berakomodasi dengan baik, harga yang tertera di lembaran dus yang digantung terombang ambing kesana kemari itu, gak murah murah amat. Tapi memang ada beberapa buah yang terlihat di paketkan, tah pasti yang model begini lah yang jadi primadonanya. Padahal bila dicermati, buah yang di paket itu, misalnya satu paket seharga 5 ribu rupiah, bila beli kiloan ya sama saja harganya. Tapi memang gak bisa di pungkiri kedahsyatan dari harga limaribuan itu dalam hal menciptakan kerumunan.

Banyak cara pedagang buah dalam hal menarik pembeli walau caranya kadang bikin kheki. Seperti hal nya yang dilakukan para pedagang buah di sekitaran tegalega. Di setiap gerobak yang mereka pajang tertera harga dengan tulisan sangat badag yang membuat tertarik banyak orang, karena harga yang tertulis di situ memang sungguh mencengangkan. Tapi jangan kaget, bila di akhir acara sang pedagang menyebutkan jumlah nominal yang harus di bayar menjadi dua kali lipat dari harga yang tertera. Karena ternyata di bawah tulisan segede gambreng itu, nyempil sebuah bilangan pecahan, yaitu 1/2. Mau protes, ya gak bisa, kan memang tulisan nya ada walaupun kecil banget. Lain kali kalo lewat tegalega harus bawa kaca pembesar ala Sherlock Holmes, biar gak kena jebakan betmen, supermen, spidermen dan sarupaning konco konconya.

Saya sering melihat pedagang jambu batu merah di pinggir jalan. Di antara gundukan jambu jambunya, ada satu buah jambu yang telah di belek untuk memperlihatkan dalemannya. Warna daging jambu yang telah di buka itu sangat menyilaukan mata. Merah banget sampai bikin mata sepet. Pengennya sih percaya bahwa warna daleman jambu batu merah itu sebegitu indahnya. Tapi kan kerjaan saya menyantap jambu batu merah hasil kebun ayahnya teh titi, dimana merahnya tuh gak se emejing itu. Pengennya sih berpikir positip, mungkin saja varietas nya beda. Tapi sepanjang jalan malah kepikiran, jangan jangan itu jambu di beri olesan semacam pewarna buatan. Soalnya pernah dengar juga sih desas desus yang demikian.

Selain penampakan, hal lain yang bisa membuat seseorang tertarik untuk membeli buah, adalah rasanya. Rasa manis adalah rasa favorit yang membuat seseorang menjatuhkan pilihan untuk membeli buah semisal jeruk, semangka atau mangga. Nah, saya pernah mendengar, bahwa ada buah yang dipaksa menjadi manis oleh penjualnya. Si buah ini di treatment dengan sistim injeksi pemanis buatan yang terbuat dari gula biang ke dalam daging buah yang bersangkutan. Ah ingin manis itu kadang memang menyakitkan. Rasa manis buah yang telah di susupi pemanis buatan itu pasti akan terasa aneh. Bagi yang sering mengkonsumsi buah, sekali cecap saja akan terasa kepalsuannya.

Ada lagi kasus buah impor yang menggunakan formalin dan lilin untuk memberikan efek awet segar kepada buah yang telah di panen hampir setengah tahun sebelumnya. Ternyata formalin telah menyusupi hampir semua lini pangan, dan dilakukan oleh orang orang yang tak bertanggung jawab. Buah yang berkasus seperti ini banyak berasal dari negeri nya Gong Li. Buah buahan yang telah di beri pengawet biasanya tampak segar bugar selalu walaupun tangkainya terlihat telah layu. Selain di beri pengawet, ada juga yang di suntik pewarna buatan, agar warnanya terlihat lebih bikin gregetan. Karena kurang nya pengawasan dan terbukanya kran impor secara membabi buta membuat buah buahan ini bisa masuk negara kita dengan leluasa, dan kadang mengalahkan eksistensi buah lokal yang ada. Banjir buah impor akhirnya membuat buah lokal menjadi anak tiri di negeri nya sendiri.

Akhir kata, selain sayuran, buah buahan adalah jenis makanan yang menyehatkan. Tapi di jaman sekarang ini, bila tidak hati hati dalam memilih dan membeli, kesehatan kita lah yang akan jadi taruhannya.











posted from Bloggeroid

Monday, November 9, 2015

TUTORIAL MELIPAT KANTUNG PLASTIK

Hidup itu indah, jangan di bikin susah, apalagi cuma gara gara keresek.
Jangan biarkan keresek yang awut awutan menguasai pikiran kita. Jadikanlah keresek sebagai motivasi untuk membenahi diri dari segala keruwetan yang ditimbulkannya, haih belibet hihi. Ah, Lidah memang tak bertulang, kata Ermi kulit juga, tak terbatas kata kata alias cuma ngomong di bibir mah gampang, praktek nya? Tetep aja keresek bikin galau.

Setelah menggantung dus tempat keresek di tembok, dan menggulung keresek keresek tak berdosa itu disana, saya masih aja di bikin kesel sama para keresek. Mengapa? Karena, keresek yang di gulung itu jadi kusut dan gak rapi, ketika ada keresek keluar masuk dari dan ke tempat penyimpanannya. Nah, diantara rasa galau yang sangat sambil mendengar rintik hujan yang jatuh mengenai genting rumah tetangga, sereret mata saya melihat sebuah tutorial melipat keresek.
Senangnya hati ini, akhirnya keresek keresek yang menyebalkan itu bisa di atur juga dengan rapi. Selain itu, tehnik melipat keresek ini memudahkan kita dalam menyimpan dan menggunakan kembali keresek keresek tersebut, tanpa harus melalui jalan yang berliku.

Beginilah caranya :
1. Rapikan keresek sesuai bentuknya. Lipat secara memanjang dua kali.
2. Tekuk ujung bawah keresek membentuk segitiga, lakukan terus sampai ke atas.
3. Sisipkan bagian atas keresek ke dalam lipatan yang dihasilkan dari bentuk segitiga tadi.
4. Keresek siap di simpan di tempatnya, untuk dapat digunakan kembali.



posted from Bloggeroid

Thursday, November 5, 2015

TAS SLING DARI KAIN PERCA

Salah satu tempat favorit di rumah kakak saya adalah paviliun nya. Mengapa? Karena di sana saya bisa menemukan banyak sekali tumpukan kain perca sisa konfeksian. Ibarat nya mengaduk aduk barang obralan, gerombolan kain perca itu pun membuat saya betah.

Ada beberapa barang yang telah di hasilkan dari kain perca berwarna warni itu. Bros, pelapis kaleng bekas untuk tempat menyimpan pulpen, baju sampai melapisi busa kursi rotan. Semuanya di buat dengan modal pengetahuan jahitan amatiran.

Nah, kali ini, saya mencoba membuat tas sling kecil sendiri. Kabisaan saya mah sebenarnya hanya membuat tote bag. Dari bekas celana jeans sampai kain ulos. Dulu gak punya mesin jahit, jahit tangan pun jadi, walau karehol dan lama sekali. Beda dengan jahitan tangan simbah yang sangat rapih dalam menjahit semua kebaya kutubaru nya dengan pola yang sama, hanya berbeda kain saja.

Tas ini di buat dengan hanya mengandalkan feeling saja, asal gunting, lipat, dan jahit. Gak pakai pola dan tehnik tehnik menjahit yang ribet. Jahitannya pun agak miring miring, maklum silindris hihi ngeles. Bila sekiranya ada yang terlihat ganjil dengan penampakannya, maka saya bongkar lagi jahitannya. Benar benar gak propisionil pisan. Contohnya, pita polkadot ungu yang berjajar tiga itu, akhirnya saya bongkar lagi, karena setelah di tilik tilik, kok kayaknya pita pita itu tidak berada di tempat yang tepat.

Cintailah tas kita, bukan karena merk nya, bukan karena harganya, dan bukan karena bentuknya, tapi karena isi nya hihi.









posted from Bloggeroid

Sunday, October 11, 2015

DUET KEREN SEPANJANG MASA

Melihat Eddie Vedder dan Beyonce berduet menyanyikan lagu milik Bob Marley, Redemption Song itu mengingatkan saya akan beberapa komposisi duet yang memukau.

Duet Eddie Vedder dan Beyonce di atas mungkin gak se epik duet Eddie Vedder dan Chris Cornel saat mereka tergabung dalam Temple of the Dog dan menyanyikan lagu bertajuk Hunger Strike. Tapi setidaknya Vedder dan Beyonce telah melebur ego mereka masing masing akan aliran musik yang mereka geluti dengan bernyanyi bersama demi sebuah pertunjukan yang apik.

Berduet itu perlu kerjasama yang solid dan yang pasti harus ada kemistrinya satu sama lain.
Lagu yang dibawakan secara duet di bawah ini mungkin adalah salah banyaknya.

1. You're all that I want, John Travolta dan Olivia Newton John. Lagu ini ada di dalam film yang mereka mainkan berjudul Greese. Saya menyukai bagaimana Travolta menyanyi di film ini, komedi sekali.

2. Don't go breaking my heart, Elton John dan Kiki Dee. Lagu ini cocok sekali untuk ber flash mob ria seperti halnya yang terjadi pada closing film Ella Enchanted yang di mainkan oleh Anne Hathaway. Elton John dan Kiki Dee ini pun kembali berduet dalam lagu cinta berjudul True Love.

3. Say Say Say di bawakan oleh Paul Mc Cartney dan Michael Jackson. Kabarnya lagu ini kembali di rilis ulang dengan aransemen modern oleh Mc Cartney dengan memakai rekaman vokal Jackson yang belum di pakai sebelumnya.

4. Someday, Debbie Gibson dan Chris Ceuvas. Nama Chris Ceuvas mendadak bersinar ketika berduet dengan Gibson. Seperti diketahui, Gibson adalah vokalis wanita dengan lagu lagu yang sangat populer pada jamannya seperti lost in your eyes dan electric youth.

5. Angel of Love. Lagu ini mungkin kurang populer, tapi entah mengapa saya menyukai lagu yang di nyanyikan oleh Jordan Knight dan penyanyi asal Cuba, Anna Rodriguez itu. Dulu bela belain mantengin radio sampe malem demi lirik lagu mendayu ini.

6. The Right Combination. Donnie Wahlberg bernyanyi secara duet dengan penyanyi asal Jepang, Seiko Matsuda. Lagu ini terdapat di dalam album Seiko yang di rilis secara internasional.

7. Fixing a broken heart, Indecent Obsession dan Mari Hamada. Mari Hamada inilah penyanyi asal Jepang lainnya yang sukses berduet dengan band asal Australia. Ah, lagu yang sangat keren, patah hati langsung manggil taksi.

8. Island in the stream, Kenny Rogers dan Dolly Parton. Inilah duet yang sangat legendaris. Lagu yang rilis tahun 80 an ini di tulis oleh Bee Gees. Satu satunya lagu country yang bisa menembus chart top 40 dan berdiam lama di puncaknya kala itu.

9. Easy lover. Lagu yang di bawakan oleh drummer sekaligus vocalist nya Genesis, Phil Collins dan lead vocal nya Earth, Wind, and Fire, Philip Bailley itu di ganjar penghargaan oleh MTV music award. Single ini masuk ke dalam album solo Bailley juga muncul di album solo milik Phil Collins.

10. I finally found someone, Bryan Adams dan Barbara Straisand. Lagu yang merupakan soundtracks dari film The mirror has two faces ini, merupakan lagu yang telah membuat nama Straisand kembali di puncak setelah satu dekade menghilang.

11. Especially for you, Jason Donovan dan Kylie Minouge. Dua orang yang bertemu di film seri Neighbours itu akhirnya mengejar mimpi mereka menjadi musisi dengan mengeluarkan album musiknya masing masing. Dan lagu ini menjadi salah satu single terlaku di album debutnya Donovan.

12. We could be in love, Lea Salonga dan Brad Kane. Mereka dipertemukan di film animasi Aladin sebagai singing voice karakternya masing masing. Saya suka dengan video klip lagu yang masuk ke dalam album milik penyanyi asal Philipina ini. Suara mereka yang empuk membuat we could be in love menjadi lagu cinta yang menyenangkan.

13. I want to spend my life time loving you, Marc Anthony dan Tina Arena. Lagu ini adalah soundtracks dari film The Mask of Zorro yang diperankan oleh Antonio Banderas dan Catherine Zetta Jones. Di lagu inilah saya mulai mengenal suara merdu Anthony, yang juga pernah berduet indah bersama mantan isterinya, Jenifer Lopez dalam lagu berbahasa Latin, No me Ames.

14. I wanna take forever tonight adalah lagu yang terdapat dalam album solo mantan frontman Chicago, Peter Cetera. Di lagu ini Cetera berduet dengan Crystal Bernard. Bernard pernah bermain film sitkom Wings yang sempat ditayangkan di televisi swasta kita.

15. The Letter adalah lagu yang di nyanyikan oleh Doug Robb yang tergabung dalam grup band asal Agoura Hills California, Hoobastank dengan penyanyi asal Australia Vanessa Amorosi. Lagu ini mempunyai versi lain di Jepang dengan mengganti penyanyi wanitanya menjadi Anna Thusiya. Tapi saya lebih menyukai Amorosi karena jenis vokalnya yang tebal.

16. Broken. Suara Ammy Lee yang jernih ditingkahi dengan suara frontmannya Seether, Shaun Morgan yang kasar, menjadikan lagu yang muncul di album Punisher milik band rada metal asal Afrika Selatan itu terdengar mellow tapi tegar haha pabaliut.

Sebenarnya masih banyak duet duet keren yang bisa dicantumkan di sini, tapi jempol yang cangkeul telah memutuskan untuk berhenti sampai di poin Morgan dan Lee.

Akhir kata, kita pun punya duet fenomenal yang layak dinobatkan menjadi duet keren sepanjang masa yaitu Benyamin S dan Ida Royani. Duet ini gak kalah heroik nya dengan duet Candice Night dan Richie Blackmore.






posted from Bloggeroid

Saturday, October 3, 2015

TEMPAT KANTONG PLASTIK DARI DUS BEKAS

"Neng, ini kereseknya" Teriak Ibu warung sambil melambaikan keresek hitam daur ulang ke arah saya.
"Gak usah bu gapapa" sahut saya sambil melenggang pulang. Tapi bagaikan Nightcrawler sang teleporter, si ibu tiba tiba telah berada di hadapan saya, meraih belanjaan saya yang hanya berupa tiga batang es krim dan memasukannya ke dalam keresek hitam yang tergantung lemas di tangannya. Ah, tak bisa menolak sebuah keresek.

Hidup di Indonesia, tanpa keresek itu memang agak sulit. Semua pedagang telah membekali dirinya dengan keresek. Bila ke pasar, saya selalu menenteng tas sendiri. Di samping bisa menghemat keresek, memindahkan beban dari jemari lentik ke bahu yang bidang, juga biar gaya aja heuheu.

Dulu saya kerap menyimpan keresek keresek yang mempunyai desain dan warna yang menarik. Ibarat kertas surat warna warni, saya kumpulkan keresek itu bagaikan kolektor barang antik. Tapi ternyata passion saya bukan di keresek.

Walaupun telah mencoba meminimalisir penggunaan keresek, masih saja ada tumpukan keresek yang menggunung, tergantung awut awutan di dalam sebuah tempat keresek yang berupa keresek juga. Bila telah banyak, saya rapikan keresek keresek itu sesuai bentuk dan ukurannya lalu di ekspor ke salah satu warung sayur langganan.

Biasanya saya meninggalkan beberapa keresek besar di rumah untuk melapisi tong sampah. Saya lipat beberapa dengan rapi dan memasukkannya kembali ke dalam keresek. Ternyata cara itu gak bikin pekerjaan saya menjadi ringan, malah kadang membuat saya sedikit muntab karena proses membuka dan melipat kembali. Nah, untuk membuat hidup berseri bak bunga yang mekar di musim semi, akhirnya saya memanfaatkan dus kemasan mantan susu bubuk atau makanan untuk membuat tempat sederhana dimana keresek keresek bakal pelapis tong sampah tadi dapat di simpan dengan rapi dan gak nyusahin lagi.

Caranya, dus di gunting satu sisinya kira kira sepertiga bagiannya dari bagian atas. Lalu diberi lubang di sisi sebelahnya yang utuh agar bisa di sangkutkan ke paku di dinding. Lalu tempatkan keresek keresek disana dengan digulung rapi.
Bila ingin terlihat lebih menarik, dus bisa dibungkus dengan kertas kado warna warni dan diberi hiasan. Dus ini gak hanya bisa digunakan sebagai tempat keresek tapi bisa juga digunakan untuk tempat surat, bill tagihan, dan lain sebagainya.






posted from Bloggeroid

Saturday, September 26, 2015

GO TAZMANIA GO!

Bila bicara tentang angkutan umum (angkum) yang menyiksa, mungkin angkum model ini adalah salah satu juaranya dan layak mendapatkan medali emas 24 karat(an). Ada beberapa model angkum darat yang pernah saya tumpangi, dari bis damri merk mercy tata dengan segala kehingarbingaran tukang dagangnya, kereta api ekonomi dengan pasukan kecoaknya, keretek dengan kuda yang kadang ngamuk karena bete di suruh terus puasa, elf antar kota yang dikemudikan ugal ugalan secara luar biasa, angkot yang punya hobi ngetem dimana saja, sampai ojek yang pengemudinya bau ketek gak pake rexona.

Seorang teman menyebutnya Tazmania, di adaptasi dari tokoh kartun teman satu genk nya Bugs Bunny yang selalu berjalan dengan kecepatan tinggi dan bergaya zig zag. Yap, angkum ini memang Tazmania banget walaupun gak sedevil teman dari Axl dan Bull itu. Angkum berjenis Mitsubishi colt ini interiornya banyak yang sudah out of date dan kadang bebauan aneh menguar daripadanya.

Banyak hal yang membuat angkum ini terasa begitu menyiksa, diantaranya adalah :
Kebiasaan ngetemnya. Beberapa kali naik angkum ini, saya dipaksa untuk duduk gelisah menunggu penumpang lain, kadang sampai memakan waktu setengah jam an. Mana gak ada suguhan lagi, borondong kaluak mah.

Pak supir dan calo sama sama suka PHP in penumpang, mereka kadang duduk di depan stir secara bergantian lalu menyalakan mesin mobil, maju mundur kayak penggalan judul film warkop.

Suka bohong bohongin penumpang dengan kata "nyodok", padahal apa yang di sodok, bola bilyar? Kadang malah kena sodok angkum yang datang entah dari mana.

Penumpangnya diperlakukan bagai ikan pindang, ditumpuk tumpuk gak karuan. Di depan bisa diisi empat orang, di tengah kadang ada yang sampai duduk lesehan, tinggal ditambahin nasi sebakul dan oseng oseng mercon, pasti udah kayak suasana Jogja yang kurindukan.

Musiknya? Ada sih yang musiknya kalem ala Ebiet G Ade sama D'Lloyd, tapi ada juga yang kurang asem yaitu musik panturaan dengan bahasa oplosan eh kebalik hihi, ya pokoknya itu deh, dan dibunyikan sekeras kerasnya seakan seisi angkum sedang menghadiri acara kawinan. Mending kalo suara yang dihasilkan jernih kayak komposisinya Kitaro, lha ini butek kayak kubangan kuda nil di bonbin sono.

Tapi di setiap kekurangan pasti ada kelebihan, walaupun hanya segede tumilak yang nyelip nyelip ditempat tempat yang tak terduga. Begitu juga dengan angkum ini. Selain kelebihannya berupa penumpang, si angkum yang kebanyakan sopirnya seakan akan jelmaan dari Mario Andretti ini punya kelebihan yang patut di banggakan yaitu jendelanya dapat dibuka lebar lebar sehingga penumpang dapat melupakan bau tujuh rupa yang ngulibek di dalamnya. Yah walaupun kadang kadang bikin masuk angin juga sih, hoorrr kelebihan yang berujung malapetaka mah bukan termasuk kelebihan ya.

Nah, ada satu yang lucu di salah satu Tazmania yang pernah saya naiki. Mungkin saking nyadar dirinya bahwa sering ada bebauan tujuh rupa, sang sopir memasang banyak sekali pewangi ruangan di seantero kendaraannya, dari yang di pencet sampai yang digantung. Belum cukup dengan itu, sang supir yang tatoo nya udah kayak motif gamis jersey itu pun menyediakan satu kaleng pewangi spray di atas dashboard mobilnya.

Akhir kata, saya salut dengan angkum ini. Dia telah mengorbankan dirinya demi moda angkum lain dari rasa hina akibat cercaan penumpang yang merasa tidak nyaman dengan angkum yang ditumpanginya :D.








posted from Bloggeroid

Monday, September 21, 2015

RIP : LG OPTIMUS ME

Akhirnya Optimus Me saya pun mengakhiri masa jayanya. Setelah lebih dari empat tahun menemani, henpon bermerk LG itu pun dapat beristirahat dalam damai. My dear opmi telah menunaikan tugas nya dengan baik.

Sebenarnya, sejak awal pemakaian, opmi saya kerap membuat saya muntab. Baru beberapa bulan sudah minta di factory reset karena tombol home nya tidak berfungsi. Setelah itu giliran batre nya yang soak. Dengan terpaksa saya pun meluncur ke service center nya di BEC untuk membeli batre lithium baru seharga 120 ribu rupiah. Dan godaannya adalah setelah dibelikan batre baru, batre lama nya membaik kembali, ah saya hanya bisa mengurut dompet tetangga, karena mengurut kaki keseleo adalah pekerjaan dukun urut yang notabene bukan tetangga.

Tetapi setelah dua peristiwa tadi, opmi saya menjadi henpon yang sangat bersahabat. Walau telah terbanting berjuta kali, henpon yang body nya telah penuh dengan luka lecet itu tidak kunjung memperlihatkan tanda tanda kerusakan.

Dengan opmi hidup saya menjadi sangat berwarna warni. Bersamanya saya dapat membuka email dengan segera, membaca e statement bank kesayangan dengan menggunakan aplikasi acrobat reader tanpa susah payah. Menulis di blog yang cuma satu satunya dengan menggunakan aplikasi bloggeroid yang ramah. Menuangkan sebuah ide cerita yang muncul tiba tiba di kepala dengan menggunakan aplikasi olive office yang dapat dijalankan dengan mudah.

Satu hal yang menjadi kekurangannya adalah internal memory nya yang minim, membuat beberapa aplikasi seperti whatsapp tidak dapat di install dengan sempurna. Tapi tak apalah karena setiap hal itu selalu ada kekurangan dan kelebihannya, yang penting masih banyak manfaatnya.

Akhir kata, semua henpon pasti memiliki kemistri tersendiri dengan penggunanya, begitu pula dengan my optimus me. Tanpa opmi, saya mungkin tidak akan pernah menyadari apa passion saya selama ini.

Selamat tinggal my LG OPTIMUS ME, may your soul rest in peace.






posted from Bloggeroid

Friday, September 11, 2015

LATAH BON JOVI

Beberapa minggu ini setiap saya melancong ke kota, mata saya sering menangkap banner Bon Jovi yang akan mengadakan konser di Jakarta. Gegap gempita sekali ya seakan mau ikutan pilkada. Band hard rock *cenah, yang telah berdiri sejak tahun 1919 eh salah nyonya meneer eta mah, sejak tahun 80 an itu, telah banyak mempengaruhi selera musik serta penampilan para anak muda angkatan tua.

Frontman Bon Jovi yaitu Jon Bongiovi yang di plesetkan menjadi Bon Jovi adalah satu satu nya rocker yang model rambut shaggy nya ingin saya tiru. Berangkat ke salon, maksa bang Tony, seorang kapster yang agak gemulai untuk bisa memiripkan gaya rambut ala Jon Bon Jovi. Hasilnya? You know lah ya, wawut wawutan :p.

Saat itu, Jon dengan riang gembira mendobrak tatanan gaya rambut para rocker angkatan 80 an dengan memangkas pendek rambutnya, dan hal itu sempat sempatnya di bahas di CNN, sungguh memesona. Ya, gimana gak heboh, dulu rocker itu identik dengan rambut panjang gondrong awig awigan yang bisa di kibas kibaskan ketika mereka perform di atas stage, rite?
Kata seorang teman, rambut panjang nya Jon itu adalah rambut panjang terindah seantero dunia permusikrockan, sampai sampai ia terobsesi memanjangkan rambutnya demi Jon #eh. Ah masa sih, kalau menurut saya mah rambut Sebastian Bach nya Skidrow sama Nuno Bettencourt nya Extreme adalah pemegang trophy rambut terindah yang tak tergoyahkan pada saat itu. Dan setelah usut punya usut ternyata potongan rambut pendek Jon itu adalah dalam rangka menyesuaikan diri dengan isi album Keep the faith yang baru mereka rilis. Lagu lagu di Album yang covernya bergambar kumpulan tangan membernya itu terdengar lebih manis dan romantis, gak perlu atraksi kibas rambut yang dramatis.

Saya lupa lagu pertama yang saya dengarkan dari grup glam rock asal New Jersey itu, entah You give love a bad name atau Livin‘ on a prayer. Tapi yang pasti dari seluruh album mereka, album kesukaan saya adalah Keep the Faith. Semua lagunya bersahabat dengan telinga, dari In these arms yang rada menghentak sampai Bed of Roses yang nge ballad.

Grup ini termasuk grup yang awet dan gak begitu rajet. Gak banyak terjadi pergantian line up, walaupun di tinggal Alec John Such dan kadang kadang Richie Sambora tapi David Bryan dan Tico Toress tetap di setia.

Balik lagi ke album, selain Keep the faith, album solo Jon yang bertajuk Blaze of Glory, yaitu album yang terinspirasi dari film Young Guns II adalah album kesukaan saya. Jon yang sebelumnya meminjam script film yang bercerita tentang Billy The Kid kepada Emilio Estevez itu akhirnya menulis lagu lagu yang sampai sekarang masih endang untuk di dengarkan. Dalam album yang cover nya di hiasi oleh wajah Emilio Estevez, Kiefer Sutherland, Christian Slater, Lou Diamond Phillips, Balthazar Getty dan satu lagi yang entah namanya siapa, Jon berkolaborasi dengan beberapa musisi kondang, sebut saja Elton John, Little Richards, Jeff Beck sampai Randy Jackson. Satu hal yang menarik, di album ini gak ada satu lagu pun yang bertema cinta cintaan, yaeyalah masa Billy The Kid cinta cintaan sama Patty Garret :p.

Banyak sekali orang yang menggilai band yang vokalisnya sempat main film kakapalan selam berjudul U 571 itu. Maklum lah ya, musik mereka kan memang mudah di terima oleh telinga siapa saja. Tapi jangan kayak kakak saya ya, dulu saking ngefans nya sama Bon Jovi, dengan isengnya dia menempeli tiang nama Jalan di kampung saya yang tadi nya Jl. Pesawahan menjadi Jl. Bon Jovi, dan apes nya pake ketauan sama pak Kepala Desa yang akhirnya memberi ceramah singkat bertema kenakalan remaja :p.

Pokok nya mah Blaze of Glory lah buat para penggemar Bon Jovi, soalnya kalo Blades of Glory mah film kocak nya Will Ferrel #eh.







posted from Bloggeroid

Monday, September 7, 2015

FAKIR AIR

Katanya para jomblo itu menyandang gelar fakir asmara.
Para netter yang tongpes menyandang gelar fakir kuota.
Sedangkan gelar saya sekarang adalah fakir cai alias air aka water atau banyu.

Krisis air euy. Setelah beberapa abad baru kali ini pompa saya ngadat gak mau menyemburkan air. Jangankan ala pompa air shimsalabim yang iklan nya busyet gede amat, semirip semburan mbah dukun nya Alam bin peti pera aja udah gak bisa.

Mandi? Mandi dong, masih ada tetangga yang baik hati dan tidak sombong, mau berbagi. Habis mandi di oleh olehin kueh bolu lagi, berasa habis pulang kenduri.

Kalau bandung kan di lingkung ku gunung, sumur saya di lingkung ku jet pump. Kanan kiri, depan belakang, atas bawah semua sudah di upgrade pake prosesor yang lebih kenceng jalannya. Setara Intel inside cenah, kalo sayah mah garing inside.

Dulu, kalau musim kering begini, gak ada istilah beli air, adanya minta air ke tetangga. Nah sumur yang di mintain air itu biasanya gak habis habis air nya karena telah di hujani oleh doa dari yang minta. Sekarang mah segala gala juga harus di beli atuh, miris. Sumur artesis nya di bikin bisnis, sungguh manis.

Tafakur baca UUD 45 pasal 33, gak memecahkan masalah, malah bikin mata berkunang kunang seakan akan kurang darah.

Kemarau tahun ini memang sangat menyesak kan dada, setelah kemarin banjir tumpah ruah di mana mana. Sekarang ya cuma bisa pasrah dan berdoa. Mau di jadikan apa isi dunia? Ya terserah pada Yang Maha Kuasa.

Sekarang mah sambil menanti perakitan instalasi air bersih berabonemen milik perusahaan air nya tetangga, lebih baik sing along bareng Kaka Slank : Apa mesti mimpi itu ku beliiiiii, G Am C G.

posted from Bloggeroid

Thursday, August 27, 2015

KALIAN SEMUA ISTIMEWA

Nightcrawler sae. Begitulah yang dikatakan seorang teman kepada saya beberapa hari yang lalu. Nightcrawler adalah salah satu film yang diperankan dengan baik oleh aktor berwajah lebar, Jake Gylenhaal. Saya mulai menyukai Gylenhaal ketika ia memerankan seorang detektif bernama Loki di film thriller Prisoners. Anehnya saya menyukai dia bukan karena kecharmingan nya melainkan karena perannya yang mengharuskan dia ber facial tic. Matanya sering berkedip bila ia tengah berada dalam situasi yang membuatnya stress. Bagi saya kedipan matanya terlihat sangat kul padahal itu adalah penyakit yang berkaitan dengan syaraf, ah alangkah sarap nya saya.

Lain lagi dengan Stephen Baldwin, saya menyukai Baldwin hanya di satu film saja, yaitu serial The Young Riders, karena selebihnya film dari adik nya Alec Baldwin ini gak ada yang menggugah hati saya. Di serial itu, Baldwin berperan sebagai William F Cody, seorang cowboy yang berprofesi sebagai kurir Pony Express. Yang saya sukai dari dia tak lain dan tak bukan adalah senyuman nya. Senyum dengan bibir miring mendekati sinis. Senyum yang sangat langka, selangka harimau sumatera.

Pernah lihat film Con Air? Kayaknya hampir semua orang yang mempunyai hobi nonton bakal menganggukan kepala. Di film yang di mainkan secara gondrong oleh Nicholas Cage itu ada seorang serial killer bernama Garland Greene yang di perankan oleh Steve Buscemi. Menurut saya Buscemi dapat menghidupkan sekaligus menguatkan karakter ini, cukup dengan mempertontonkan seringaian nya. Gigi taringnya terlihat indah berdampingan dengan barisan gigi lainnya. Buscemi sukses memukau penggemarnya dengan deretan giginya yang enggan ia perbaiki karena membawa hoki.

Bagaimana dengan Liam Neeson? Ah, aktor tua dari Irlandia itu selalu memesona saya dengan suaranya yang dalam, berat dan terdengar ningrat. Menurut saya, tidak ada yang bisa menyaingi ke epikan suara nya. Suaranya akan tetap menggetarkan jiwa, tak peduli apakah ia menjadi seorang villain bernama Ra‘s al Gul, di Batman begins dan Batman raising, ayah yang bertanggung jawab di Taken, Singa yang agung bernama Aslan di Chronicle of Narnia, Qui Gon Jinn sang Master of Jedi di Star Wars, atau sebagai Narator di beberapa film dokumenter.

Saya adalah pengangum kepala botak ala ikon alternatif rock, Billy Corgan. Di dunia film, kita mengenal kepala botak yang sama ikonik nya dengan milik Corgan, itu adalah milik Patrick Stewart. Pemeran kapten Jean Luc Picard dalam serial kegemaran saya Star Trek itu adalah aktor yang terlihat sangat serius, dia jarang tertawa lebar, kegembiraannya hanya tergambar melalui sebuah senyuman. Tapi Kepala licin tak berambut dan tampang seriusnya itulah yang telah membuat peran nya sebagai Profesor Xavier di X Men menjadi lebih meyakinkan.

Setiap orang mempunyai keistimewaan nya masing masing, karena setiap orang terlahir berbeda. Begitu pula dengan para aktor yang saya sebutkan diatas, mereka mempunyai sesuatu yang istimewa dan dengan sadar mereka kembangkan demi profesinya.

Jadi, marilah kita mulai menggali, bukan bersama telkom melainkan bersama hasrat yang ada dalam hati, untuk menunjukkan kepada dunia bahwa setiap dari kita mempunyai hal yang istimewa. #apasih.




posted from Bloggeroid

Monday, August 24, 2015

MENCINTAI SOSOK SIDEKICK

Tombak : “Ibu suka Naruto?“
Saya : “Enggak, Favorit ibu mah Kakashi“
Tombak : “Kenapa Kakashi?“
Saya : “Soalnya dia keren, ibu suka sama peran pembokat eh peran pembantu kayak dia“

Sah aja kan bila seseorang lebih menyukai peran pembantu atau teman dari sang pahlawan dalam suatu kisah epik. Menurut saya temannya pahlawan itu gak kalah kerennya dengan sang pahlawannya sendiri, malah kadang merekalah yang memegang kunci keberhasilan seorang pahlawan dalam memenangkan pertarungan. Tapi bukan itu juga sih alasan saya untuk menyukai seorang sidekick dari pada sang heronya sendiri, banyak alasannya, seperti mereka yang saya sebut di bawah ini.

1. KAKASHI HATAKE. Kakashi adalah seorang jounin. Guru dari tiga ninja bernama Naruto Uzumaki, Sasuke Uchiha, dan Sakura Haruno ini mempunyai julukan sebagai ninja peniru. Kakashi pandai mengkopi jurus jurus yang pernah ia lihat dengan mata sharingannya, bukan sharingan kelapa ya :p. Kabarnya sudah sampai 14 ribu, eh itu mah rupiah terhadap dollar yah, ralat, sampai seribu ajah. Ia memiliki mata sharingan pemberian dari teman satu timnya yang ber klan Uchiha, mata kirinya ini dapat membaca gerakan sampai 3 detik sebelum kejadian, weeehhh paranormal anti di potret juga kalah ini mah. Chidori adalah salah satu jutsu dari banyak jutsu yang ia kuasai. Dan di balik masker yang selalu menutupi wajah dan mata kirinya itu sebenarnya ada sebentuk wajah tampan ala artis korea yang bersemayam di sana. Kenapa saya menyukai Kakashi, karena selain ia adalah seorang jounin terbaik di Konohagure, gemar membaca (walaupum buku yang dibacanya sangat spesifik), mempunyai rambut perak yang menawan, serta mata yang sendu, ternyata bintang nya sama dengan bintang saya, rasi al :D.

2. SANOSUKE SAGARA. Ia adalah teman dari Kenshin Himura sang Samurai X. Sano ini telah merebut perhatian saya karena sikap kesetiakawanannya. Tingkahnya yang kadang konyol kerap membuat saya terbahak. Yang pasti ia lebih tinggi beberapa senti dari Himura, yang membuat dirinya terlihat lebih menonjol bersama zanbattau nya yang besarnya gak kira kira. Dunia battosai gak bakalan seru bila tak ada sosok yang mempunyai hobi menggigit duri ikan ini.

3. RONALD WEASLEY. Dia adalah teman dari sang penyihir muda,Harry Potter. Ron begitu sapaannya adalah teman baik bagi Potter, di samping Hermione Granger tentunya. Bila Granger mempunyai kelebihan dalam hal kecerdasan, maka Ron sebaliknya, tidak banyak kemampuan yang ia punya. Tapi kesetiakawanannya bahkan kekonyolannya lah yang telah beberapa kali menyelamatkan sang pahlawan kita. Ron yang takut akan laba laba itu adalah seorang teman yang menyenangkan bagi Potter. Ron yang sering mengumpat dengan kata “bloody ...“ itu akan membela mati matian apabila ada teman lainnya yang mengejek sahabatnya. Tanpa Ron, kisah Harry Potter pasti akan kehilangan tawa. Saya menyukai Ron, karena kelucuan yang sering ia timbulkan secara tak sengaja.

4. PANORAMIX GETAFIX. Nah, inilah sang dukun dari Galia. Saya menyukai bagaimana dia berdiri di hadapan kuali super besar untuk membuat ramuan super dahsyat bagi para penduduk Galia. Perawakannya yang tinggi semampai dengan janggut panjang yang memutih membuat dukun ini terlihat sangat dukun sekali. Selain Panoramix saya pun menyukai anjing nya Obelix yang bernama Idefix. Anjing kecil yang mempunyai kecerdasan setara dengan Snowy nya Tintin.

5. KAPTEN HADDOCK. Dia adalah teman baik Tintin, sang jurnalis nya Herge. Pelaut yang digambarkan selalu berkostum sweater model turtle neck berwarna biru ini adalah seorang pemberang, tapi memiliki hati yang hangat. Ketika emosi ia sering mengumpat. Salah satu umpatannya yang saya sukai adalah "Sejuta topan badai!". Kapten Haddock yang mempunyai nama depan Archibald itu adalah sahabat Tintin yang suka mabuk mabukan.

6. PANGERAN ZUKO. Saya menyukai sosok yang awalnya merupakan anti hero itu karena gaya rambutnya. Rambutnya yang di potong pendek dengan gaya nyerepet itulah yang membuat cucu dari seorang Avatar ini menjadi terlihat sangat menawan. Pangeran dari negara api yang kelenjar air mata kirinya mati akibat serangan dari ayahnya sendiri itu adalah seorang firebender yang disegani. Di balik kekeras kepalaannya Zuko mempunyai hati yang lembut dan penuh kasih. Pada akhirnya, Zuko menjadi sahabat baik Aang, Katara, dan Sokka.

7. MAKO. Dia adalah teman dari Avatar Kora di film seri animasi The Legend of Kora. Alasan saya menyukai dia, tak lain dan tak bukan karena dia keceh, sebelas dubelas dengan anaknya Jendral Iroh, sang admiral yang gagah perkasa dan selalu charming dalam berbagai gaya.

Nah, itulah tokoh tokoh fiktif yang saya sukai karakter ataupun gayanya. Tidak selamanya tokoh utama dalam sebuah cerita menjadi idola. Ada saatnya seorang sidekick terlihat lebih menawan dari pahlawannya. Karena gak semua cerita heroik itu kayak milik Marvel, dimana superheronya gak punya banyak teman yang tulus di sekelilingnya, kecuali saat mereka di satukan menjadi supergrup bertajuk The Avengers.




posted from Bloggeroid

Wednesday, August 19, 2015

MENANTI PEGGANTIAN KABEL SERAT OPTIK

Telpon rumah buat jaman sekarang nasib nya kayak pacar yang tak di anggap, diputusin sayang, gak di putusin nyebelin.

Dalam rentang dua bulan ini, telpon rumah saya mengalami gangguan yang masip. Bagaikan kesurupan, nomornya pernah berganti sendiri. Kalau orang, ganti nama yang dibikin bubur merah dan bubur putih, kalo telpon ganti nomor cocoknya di bikinin bubur apa ya? Bubur kertas? Mumpung yellow pages nya udah numpuk di rak buku?
Pergantian nomor ini baru terjadi setelah kurang lebih 20 tahunan saya menjadi pelanggan setia telkom. Sebab musababnya adalah petugas lapangannya salah nyolokin kabel di gardu STO nya yang tengah di bongkar pasang. Itu baru salah nyolokin kabel gimana kalo salah bongkar gardu, harusnya gardu telpon malah bongkar gardu listrik, 147 vs 123 atuh, berlaga di ring di promotorin Don King.

Nah, setelah di perbaiki oleh pak petugasnya sebut saja pak poni yang kebetulan sedang nongkrong mandorin pegawai lepasnya di pinggir jalan sehingga gak usah repot repot pinjem telpon tetangga buat lapor ke 147, telpon saya pun sembuh dari kesurupannya. Gak berapa lama, telpon saya yang nomornya kerap jadi salah sasaran pelanggan Pizza Hut itu mati total. Inginnya sih ngebanting handsetnya tapi kan sayang, gak di banting aja kadang rusak nya gancang. Lapor 147 dong, pakai telpon tetangga karena pulsa hengpon habis buat upgrade kuota :p. Tunggu punya tunggu petugas lapangan gak nongol juga, eh kebetulan pak poni masih ada, ulukutek di gardu yang jumlahnya ada tiga.

Baru beberapa hari sembuh, telpon saya mokat lagi. Para kolega dan teman yang biasa telpon ke rumah pun ikut merasa risi. Karena si nomor keramat 147 kadang lama menanggapi laporan maka plasa telkom lah yang akhirnya jadi sasaran. Tapi dasarnya sebelas duabelas, tetep aja lama membalas.

Sebelum kejadian mati hidupnya saluran telpon yang penuh sejarah ini, berkeresek adalah penyakit lamanya. Entah berapa kali pak poni bolak balik nangkring di atas tiang telpon dengan tangga pinjaman dari tetangga. Katanya sih ada yang karatan, sama karatannya dengan saya waktu nungguin petugas datang. Setelah di bersihkan dengan intermezzo naik turun tiang, sang telpon pun normal kembali.

Terhitung sampai hari ini, telpon rumah saya belum juga di jenguk petugas perbaikan, padahal telah dua kali 147 di lapori, tapi belum ada tanda tanda kedatangan pak poni. Problemnya, bisa keluar gak bisa masuk, dengan nada panggil yang rada absurd.

Pak poni pernah bersabda, bila gangguan terus terjadi dan 147 telah muntab untuk menanggapi, niscaya kabel serat optik lah yang akan menghampiri.

Jadi mana atuh yang mau ngeganti kabel serat optik teh, hararase!!!







posted from Bloggeroid

Saturday, August 8, 2015

DIY : RECYCLED JEANS BAG

Suatu hari tas sling kesayangan saya
mengalami kerusakan yang parah,
resletingnya jebol, tali pengait
slempangnya putus. Sedih tak terkira,
terbayang di pikiran ini, saya bakal bawa
keresek hideung kemana mana. Beberapa
hari kemudian, saya bongkar lemari
untuk memilah pakaian yang tidak lagi
gunakan, kebanyakan sih karena sudah
mereced, da sayah mah gak terlalu
maniak ngikutin mode. Terkaparlah
sebuah celana jeans capri yang terlihat
lelah di antara tumpukan teman
temannya. Lalu terbersit sebuah ide
yang terbentuk dari hasrat untuk
memiliki tas baru yang belum juga
kesampaian. Saya potong bagian kaki nya
satu, jahit ujung nya, lalu saya pasangi
kancing kancing sebagai aksesorisnya.
Untuk slempangnya, saya ambil dari tas
saya yang jebol tadi. Hasil nya masih
jauh dari bagus sih, tapi lumayan lah
bisa ngewadahin dompet, henpon,
solutions, tisue, sampai payung. Suka
banget sama yang gak modal modal gini.



posted from Bloggeroid

Wednesday, July 29, 2015

PEUYEUM KETAN ITEM (PKI)

Bila mendengar kata PKI pasti mendadak banyak yang alerhi, gatel gatel sampe meremang bulu kaki. Tapi PKI yang ini enggak tuh. PKI yang gak kenal sama DN Aidit apalagi gambar palu arit ini stand for Peuyeum Ketan Istimewa *bergaya Cherrybelle. Karena gak mau bergaya chibi chibi maka saya ganti istimewanya jadi item, yang penting maksudnya sama heuheu.

Peuyeum ketan hitam adalah salah satu makanan favorit yang sangat saya cintai. Levelnya paling tinggi diantara peuyeum ketan putih dan peuyeum singkong. Sehasyeum apapun peuyeum ketan hitam masih terasa endes di banding dua temannya yang tadi saya sebutkan.

Dulu setiap lebaran tiba, makanan ini tidak pernah absen untuk di hidangkan di meja. Yang membuatnya siapa lagi kalo bukan simbah saya. Menurut simbah, proses pembuatan peuyeum ini harus di lakukan secara berhati hati dan mengikuti aturan tak tertulis yang berlaku secara turun temurun. Aturan tak tertulis itu diantaranya adalah sang pengeksekusi harus dalam keadaan bersih jiwa dan raga, tidak boleh sedang sakit fisik, hati apalagi jiwa. Lebih baik lagi apabila sedang bergembira suka suka. Wadah yang digunakan pun harus dalam keadaan bersih, tidak boleh ada minyak apalagi lemak membandel yang susah hilangnya.
Karena hal hal tersebut diatas lah yang membuat banyak orang langsung balik badan ketika ingin membuatnya, lebih baik pesan atau minta tetangga saja.

Karena penasaran saya pun akhirnya mencoba membuat peuyeum yang berasal dari beras ketan hitam yang di fermentasi dengan bantuan bakteri S. Cerevisiae itu. Kali pertama lumayan sukses, rasa peuyeum saya manis bak acara gula gula nya Bara Pattirajawane.
Tapi kali kedua, peuyeum saya rasanya asem banget seperti bau ketek yang lupa di semprot deodorant spray berkekuatan 48 jam. Padahal ketika membuatnya, saya merasa sedang dalam keadaan hati dan pikiran yang bersih, sebersih keadaan dompet ketika lebaran telah usai. Begitu pula wadah wadah yang di pergunakan semuanya bersih *mungkin heuheu. Beras ketan dan raginya pun di beli di tempat yang sama. Tapi ya dasarnya sudah menjadi takdir sang peuyeum menjadi hasyeum, tidak ada yang bisa di perbuat lagi selain menyulap nya menjadi makanan lain berjudul madu mongso.

Percobaan kali kedua itulah yang membuat saya sedikit trauma, memangnya Marisa aja yang boleh trauma, saya juga boleh dong. Sampai hari ini saya belum pernah mencoba kembali membuat peuyeum yang cocok sekali bila di padukan dengan es puter durian itu.

Karena tak punya keberanian untuk melupakan kegagalan masa lalu atau istilah gawulnya gagal move on, akhirnya saya pun memilih membeli produk jadinya saja yang dikenal dengan PKI tadi. PKI ini berbaur manis dengan makanan lainnya di sebuah toko yang terletak di Jalan SMP No. 1 Cimahi. Entah berapa kali saya telah menikmati rasa manis peuyeum yang di kemasannya terdapat foto bapak ibu pendiri toko itu. Saya biasanya membeli kemasan kecil seharga 15 ribu rupiah. Suatu kali ketika nafsu angkara murka tengah melanda, saya pun membeli PKI dalam kemasan besar dan apa yang terjadi? Rasa peuyeumnya pahit sekali. See? Sang ahli yang ngakunya membuat peuyeum sejak tahun 1962 saja belum bisa menaklukan pembuatan peuyeum ketan hitam yang raginya di buat dari tepung beras, bawang putih dan kayu manis itu, apalagi bocah bau kencur kayak saya :p.

Saya juga pernah merasakan peuyeum ketan hitam yang di jual di supermarket supermarket tertentu. Walau manis tapi sensasi cakres cakres ketan nya ketika di kunyah sama sekali tidak ada. Hal ini terjadi karena teksturnya yang lembek, mungkin pembuatannya di campur dengan ketan putih. Padahal ciri khas peuyeum ketan hitam adalah di rasa keras ketannya.

Saya pun pernah mencicipi peuyeum ketan hitam yang di jual di pasar tradisional atau pasar pasar tumpah sekitaran. Kalo yang ini rasa manis nya kurang ajar karena mereka lagak lagaknya menggunakan gula biang.

Di balik sensasi rasa khasnya, peuyeum ketan hitam yang mengandung zat antioksidan ini ternyata menyimpan banyak khasiat yang bermanfaat bagi tubuh kita diantaranya adalah sebagai pencegah kanker, tumor, dan diabetes. Dapat pula menjaga daya tahan tubuh, memperlancar proses pencernaan, anti aging, membersihkan racun di dalam tubuh, sampai membersihkan kolesterol dalam darah.

Lebaran kali ini saya mendapat dua mangkok peuyeum ketan hitam dari dua tetangga saya yang obaik hatinya. Saya pun gembira tiada tara karena sesungguhnya peuyeum ketan hitam itu mempunyai sensasi rasa yang emejing banget yang gak bisa di definisikan dengan kata kata.




posted from Bloggeroid

Tuesday, July 28, 2015

KADO UNTUK SANG MANTAN

Seorang teman pernah bertanya : “apa kado terindah yang telah kau berikan kepada mantan pacarmu?“

Dan aku pun menjawab :
“pekerjaan hebat, istri yang cantik dan anak anak yang lucu, jadi jangan pernah membenci atau sakit hati kepada mantan yang dulu pergi meninggalkan mu“
posted from Bloggeroid

Monday, July 27, 2015

PASAR CILIMUS

Di hari lebaran ini saya gak mau ketinggalan keren sama pak polisi yang sedang melakukan operasi ketupat di jalan. Tapi operasi yang saya lakukan bukan di jalan melainkan di pasar. Pasar yang saya kunjungi adalah pasar Cilimus Kuningan. Pasar Cilimus ini lumayan bersih, lantai bawahnya di tempati oleh pedagang sayuran dan turunannya. Sedangkan lantai atas di tempati oleh para pedagang sandang dan turunannya.

Banyak hal khas yang saya temui di pasar yang terletak bersebrangan dengan sebuah mesjid ini. Apa saja? Mari kita tengok.
Tahu kuning di pasar ini di jual perbungkus isi 5 dengan harga 2 ribu rupiah. Yang unik adalah kemasannya, plastik yang membungkusnya di buat bergelembung layaknya balon. Rasa tahu di sini hambar tidak seperti tahu cibuntu heuheu.

Satu hal yang wajib di beli di pasar ini adalah ampas kecap. Ampas kecap disini, butirannya masih utuh, dan rasanya sama sekali tidak asin. Dijual perbungkus nya seharga 5 ribu sampai 10 ribu rupiah saja.

Tersebutlah sebuah merk kecap yang terkenal di daerah ini, namanya adalah kecap cap ayam putih. Kecap ini rasanya agak asin dan tidak begitu kental tapi cukup membekas di lidah. Saya tidak lupa selalu membawa pulang kecap produksi Cirebon ini sebagai kenang kenangan eh oleh oleh.

Harga bahan makanan di pasar ini menjelang dan setelah lebaran mengalami kenaikan harga yang fantastis. Gak hanya tiket bis aja yang kena tuslah lebaran, harga pangan pun gak mau kalah. Mentimun yang hari biasanya hanya 6 ribu perkilo, naik menjadi 20 ribu perkilo. Begitu pula dengan daging dagingan harganya bisa naik sampai dua kali lipatnya. Hal ini selain di pengaruhi oleh banyaknya pendatang yang mudik lebaran juga karena permintaan akan bahan pangan naik untuk keperluan tradisi hajatan yang kerap dilangsungkan beberapa hari setelah lebaran.

posted from Bloggeroid

Saturday, July 18, 2015

DI BAWAH KAKI GUNUNG CEREMAI

Tahun ini saya kembali mudik ke pondok mertua indah yang terletak di sebuah desa bernama Bandorasa Kulon, setelah tahun kemarin absen. Desa ini terletak di kaki gunung tertinggi di jawa barat yaitu gunung Ceremai yang puncaknya masih mancung sempurna bak hidungnya artis kegemaran kita semua, Jang Geun Suk #eh itu mah kegemaran guweh aja kalee :p.

Desa yang merupakan salah satu jalur pendakian ke gunung Ceremai itu berdekatan dengan sebuah gedung bersejarah yang ngehits banget dari jaman kompeni sampai sekarang yaitu gedung perjanjian Linggarjati. Selain itu terdapat beberapa objek wisata yang lumayan endang bila dikunjungi, diantaranya Linggarjati Indah dan Curug Si Domba.

Desa ini masuk ke dalam wilayah kabupaten Kuningan yang identik dengan binatang yang juga identik dengan saya yaitu kuda #sigh.

Ngomongin sebuah daerah, gak enak kalo gak ngomongin makanan khas nya. Ada banyak makanan khas daerah yang berbatasan dengan Cirebon ini diantaranya adalah peuyeum ketan putih yang dibungkus dengan daun jambu dan digebruskan ke dalam ember berwarna hitam. Rasa dari peuyeum ini manis sekali, semanis senyuman Lee Min Ho. Selain peyeum ember, ada juga makanan ringan yang disebut opak bakar dan sejenis sirup yang kerap di sebut jeniper. Jeniper adalah singkatan dari Jeruk Nipis Peras, sirup ini belum terlalu lama populer dibandingkan sirup Tjampolay made in Cirebon yang telah eksis sejak tahun 1936.

Kembali ke desa tempat saya mudik. Banyak hal yang baru saya temui seumur hidup saya di desa yang banyak ditinggalkan penduduknya untuk merantau itu. Salah satunya adalah tradisi membangunkan warga untuk sahur yang di namakan Obrog obrog. Obrog obrog ini adalah sekumpulan remaja yang berkeliling kampung dengan mengumandangkan bebunyian dengan menggunakan pengeras suara. Obrog obrog ini membawahi beberapa divisi yaitu reog, burog, jalangkung, ketimpring (kalo gak salah ingat) dan beberapa lagi. Nah, kru obrog obrog ini, pada akhir masa dinasnya yaitu sehari sebelum lebaran akan mendatangi rumah rumah warga dan meminta sumbangan secara sukarela dalam bentuk butiran beras. Tapi terkadang ada juga warga yang menjamu para anggota yang berjumlah belasan sampai puluhan orang itu dengan hidangan makan sahur ala kadarnya.

Selain obrog obrog, tradisi khas warga desa lainnya menjelang lebaran adalah prosesi penyembelihan sapi di salah satu rumah warga. Daging sapi yang di hasilkan lalu di jual kepada warga sekitar. Fresh meat for lebaran.

Ada hal yang unik yang saya temui di sini selain beberapa hal di atas yaitu kebiasaan warga sekitar yang mengadakan hajatan setelah hari lebaran berlangsung. Tak ayal, sehari atau dua hari setelah lebaran banyak berdiri tenda tenda biru dengan berhiaskan janur kuning. Kenapa sih harus pas lebaranan? Karena pada hari lebaran banyak orang yang pulang kampung, dan momen berkumpul nya orang orang perantauan ini lah yang katanya membuat ide hajatan ketika hari raya idul fitri tercetuskan.

Apa yang saya ceritakan diatas adalah sebagian kecil hal menarik yang saya ketahui dari daerah yang terkenal dengan komoditas ubi jalarnya ini. Di balik anggunnya bayang bayang gunung Ceremai masih tersimpan banyak hal unik yang menyelubungi desa ini.

Selamat merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Mohon maaf lahir dan batin.




posted from Bloggeroid

Thursday, June 18, 2015

RUMAH TUSUK SATE

Menurut seorang teman saya yang bukan merupakan ahli feng shui, rumah tusuk sate itu banyak mendatangkan musibah, jadi sebisanya hindarilah. Yaaa gimana yaa.

Rumah saya adalah rumah yang posisinya bisa di sebut tusuk sate bukan tusuk gigi apalagi tusuk jarum, itu mah shin she.
Banyak kejadian buruk yang membuat teman saya tadi makin meyakini kata katanya.
Kejadian miris yang membuat saya sedikit meringis ini biasanya berlangsung di malam hari nan sunyi sepi.

Seperti halnya peristiwa beberapa tahun yang lalu. Malam itu jarum jam baru saja menunjuk di angka 11 tepat, ketika saya di kagetkan oleh suara gubrak yang sangat mencuringhakkan. Begitu keluar rumah, sudah ada sebuah motor yang gogoleran persis di bawah kursi teras. Sebelum mencium kursi, rupanya motor tersebut lebih dulu menghantam pagar sampai coplok dari rangkaiannya, masih untung sih gak sampe anjlok ala kereta Turangga. Penunggang motornya sih gak apa apa, yaa hanya tergores sedikit di bagian tangan dan kaki nya. Tapi pintu pagar dan kursi teras alhamdulillah rusak permanen. Setelah di amati ternyata sang rider yang merupakan anak muda usia 20 tahun an or something itu sedang teler berat. Entah habis nyimeng, menegak miras oplosan atau ngelem aibon, yang pasti dia sedang mengawang awang. Para bapak yang berkerumun pun ogah menolong pemuda yang ternyata mempunyai kakek dan ibu yang berprofesi sebagai guru itu. Beruntung, ada temannya yang merupakan tetangga saya dan sama sama berstatus biang kerok, muncul untuk mengantarnya pulang. Tersaruk saruklah mereka berdua ibarat dua remaja pulang malam mingguan yang kehabisan uang jajan.

Beberapa bulan yang lalu, pintu pagar rumah saya kembali di hajar oleh seorang pengendara motor. Suara knalpot motor matik nya sebelum menabrak pagar terdengar aneh dan menggetarkan gendang telinga. Bak suara gemuruh badai yang belum pernah saya dengar sebelumnya. Begitu di tengok, motor berwarna merah gak jelas itu telah tergeletak pasrah di halaman depan beserta serpihan kaca spion yang berhamburan. Lagi lagi pintu pagar kembali menjadi korban. Alih alih menolong, para bapak yang tiba tiba berkerumun pun malah asik memarahinya. Habis jatuh tertimpa tangga pulak, nasib si bocah tanggung yang terlihat agak teler itu. Kali ini tidak ada yang mengantarnya pulang, persis seperti jelangkung, datang tak di undang pulang tak di antar.

Nah, dua hari yang lalu, di siang hari bolong pagar tembok rumah saya pun ikut bolong. Kasus tabrak lari, hit and run. Tersangkanya sebuah mobil taft hitam. Pengemudinya tentu saja seorang pecundang. Lari tunggang langgang bagai kuda lepas dari kekangan.

Gak hanya motor dan mobil, kuda, becak, sepeda, dan gerobak pun pernah mencium pagar depan rumah saya.
Apakah semua peristiwa di atas adalah karena letak rumah saya yang berupa tusuk sate ?
Bisa ya bisa tidak.
Rumah tusuk sate memang ngagokan kalo kata orang sunda mah, letaknya yang menjeblak diantara dua pengkolan membuat rumah ini menjadi gerbang tol yang sempurna untuk para pengendara lengah.

Emosi jiwa pun melanda ketika semua peristiwa itu baru saja terjadi, sangat manusiawi. Walaupun pada akhirnya diri ini sadar, mungkin semua peristiwa mengenaskan ini adalah sebuah balasan kepada kami yang di suatu masa pernah mengecewakan orang atau bahkan menyakiti perasaan orang lain.
Jadi menerima semuanya dengan lapang dada lebih menenangkan dari pada harus menyangkalnya habis habisan.

Apa yang mang Eddie Vedder bilang ada benarnya :
The sorrow grows bigger when the sorrow's denied.

Jadi saatnya ber whooshaaaaah ria bersama Martin Lawrence.
Whooshaaaaahh ......





posted from Bloggeroid

Sunday, March 22, 2015

MASUK 86

Percakapan aneh dengan seorang teman.

Saya : “malem minggu nih kok malah main bola?“
Tmn : “gaklah, ini lagi otw“
Saya : “ otw nganter pengajian mama yah?“
Tmn : “hadeeh, futsal kak, eh tadi di jalan kena razia begal“
Saya : “mukanya mencurigakan ya jadi di tilang“

Beberapa jam kemudian.
Tmn : “baru pulang nih kak“
Saya : “dari futsal apa baru di lepas polisi?“
Tmn : “hadeeh, futsal dong kak, kalo polisi mah udah dikasih 20 rebu langsung di lepas“
Saya : “emang kenapa di tilang?“
Tmn : “gak punya SIM“
Saya : “waduh, sebangkotan gini gak punya SIM?“
Tmn : “iya kak, males bikin nya“
Saya : “warga negara yang tidak baik, patut di beri pelatihan dan denda setimpal“
Tmn : “males kak, nanti kalo udah masuk 86* baru bikin SIM“ *acara tivi.
Saya : “jiah, kalo masuk 86 nya cuma jadi figuran gimana?“
Tmn : “lumayan kak 50 rebu“
Saya : “wah, berarti aktor bener nya berapa ? *mata duitan“
Tmn : “mau ikutan gak kak ?“
Saya : “ eih, lu kate eike penjahit *tepok jidat sutradara.“
Tmn : “penjahat wooii penjahaat“
posted from Bloggeroid

Thursday, March 19, 2015

BUKAN ANAK GRUNGE

Saya tidak tahu banyak tentang grunge, karena saya hanyalah pendengar dan penikmat musiknya, tidak terlibat secara langsung seperti teman teman saya yang hingga kini masih eksis mempertahankan jiwa kegrungeannya dengan menghidupkan pentas pentas berisi musik grunge yang nyaris ada setiap bulannya.
Saya secara sadar, tidak mengkatagorikan diri sebagai anak grunge atau emak emak grunge hihi.

Pertama kali saya mendengar komposisi musik dari band yang di katagorikan grunge adalah pada tahun 1993 an, tapi bukan Nirvana, yang katanya dewa nya grunge melainkan Pearl Jam. Suara bariton milik Eddie Vedder serta komposisi musik yang mereka mainkan mampu membuat saya setia untuk menikmati karya mereka sampai album terakhir yang rilis beberapa waktu lalu yaitu “Lightning Bolt“. Bagi saya Pearl Jam adalah band yang patut diacungi jempol, karena telah berumur lebih dari dua dasawarsa dengan pergantian line up hanya di satu posisi saja.

Dulu, saya kerap memakai kemeja flanel, jeans lusuh, sweater dan sneakers, bukan karena ingin menjiwai gaya berpakaian grunge, tapi itulah salah satu gaya berpakaian yang saya suka. Sederhana dan tidak mengada ada. Begitu pula musik grunge yang minus sound effects dengan riff riff gitar yang kotor dan suara drum yang menghentak, terdengar sederhana dan tidak mengada ada.
Grunge sendiri katanya adalah perpaduan dari musik hard rock dengan punk. Sebelum era grunge, punk memang sedang jaya jaya nya. Ramones dan The Clash adalah dua band yang telah mengharu biru aliran musik yang di dalamnya terdapat grup band fenomenal Inggris, Sex Pistol.

Lalu, saat itu pun tiba, saat dimana Nirvana dengan klip fenomenalnya, Smells Like Teen Spirit hilir mudik di layar kaca melalui channel MTV mengunjungi rumah rumah para remaja yang tengah bosan dengan keglamoran glamrock. Kesederhanaan musik dan gaya dari band inilah yang telah membius para remaja untuk segera berputar haluan. Nirvana pun akhirnya menjadi si antimainstream yang terjerumus ke dalam ke mainstreaman itu sendiri. Nirvana mau tidak mau harus menerima takdirnya sebagai pendongkrak popularitas aliran grunge. Selain Nirvana, band grunge yang meroket namanya pada tahun 90 an itu adalah Pearl Jam, Soundgarden dan Alice in Chains, mereka ini kerap di juluki The Big Four of Grunge.

Sebelum kemunculan Nirvana yang membuat semangat remaja angkatan 90 an menggelegak, sebenarnya ada beberapa musisi yang lebih dulu berada di jalur ini. Tahun 1986, Album Deep Six rilis, yang diisi oleh beberapa band diantaranya Soundgarden, Greenriver dan The Melvins. Mereka ini musisi idealis,yang tidak peduli dengan jumlah nominal yang di dapat, karena mereka bermusik hanya untuk menyalurkan hobi dan bersilaturahmi, tidak lebih. Setelah itu, ada Temple of the Dog yang anggotanya terdiri dari gabungan Soundgarden dan Mother Love Bone meliris album yang di dalamnya terdapat lagu yang cukup populer berjudul Hunger Strike.

Suatu saat, saya pernah melihat Pearl Jam sedang berkolaborasi dengan Neil Young di salah satu televisi swasta. Saya sempat bertanya tanya, mengapa Young bergabung satu panggung dengan salah satu dedengkot band beraliran grunge itu. Beberapa waktu kemudian saya baru tahu bahwa Young yang dulu pernah bergabung dengan Crosby, Still, dan Nash itu adalah The Godfather of Grunge. Ketika teman temannya menyerah pada aliran musik yang merajalela di sekitar tahun 70 sampai 80 an yaitu Punk, Young lah satu satunya yang masih konsisten dengan aliran musik yang ia bawakan sebelumnya. Neil Young adalah Legenda Grunge.

Banyak penggiat grunge tanah air yang sangat mendewakan Kurt Cobain dengan Nirvananya, bahkan mereka menganggap bahwa Grunge adalah Nirvana. Padahal Kurt Cobain sendiri kabarnya tidak mau di sebut musisi grunge, ia lebih suka di sebut punker, karena awalnya Nirvana ingin berada di jalur punk layaknya Sid Vicious dan kawan kawan.Mengapa mereka enggan di sebut band grunge? Karena arti dari grunge sendiri yang kurang enak di dengar yaitu sampah atau kotoran. Yap, grunge dikenal sebagai gaya hidup suatu kaum di Seattle, Washington yang sangat tidak elok. Para penganut grunge ini acap kali mabuk mabukan di pinggir jalan, menggelandang, dan makan dari mengais recehan yang di berikan secara cuma cuma oleh orang sekitarnya. Sedangkan tidak ada satu pun musisi grunge ini yang bergaya hidup demikian. Bolehlah gaya dandan mereka acak acakan tapi musik mereka jauh dari acak acakan.

Ada yang bilang bahwa gak butuh skill yang mumpuni untuk menjadi musisi grunge, pemain gitarnya gak harus bisa meliuk liukan nada. Tapi apakah saya yang hanya bisa memainkan nada C, D, G, Am dan Em ini langsung bisa memainkan lagu lagu grunge ? Tentu saja tidak, karena Grunge itu adalah soul yang mencerminkan tentang kejiwaan yang redup, kebebasan, kemarahan, dan kekuatan untuk bangkit dari keterpurukan, persis yang pernah di katakan oleh salah satu penggiat grunge tanah air di dalam blog nya.
Sedangkan saya merasa tidak mempunyai soul itu. Karena saya hanyalah penikmat musik yang mereka mainkan.








posted from Bloggeroid

Monday, February 16, 2015

Yang berbekas dari sebuah siaran radio gmr

Beberapa hari kebelakang saya kerap berbincang dengan salah seorang teman, mengenai salah satu radio di Bandung yang masih setia mengudara hingga saat ini. Dulu, saya gemar mendengarkan radio. Rasanya menyenangkan bisa kirim kirim lagu untuk teman teman walaupun entah ada yang mendengarkan atau tidak.

Minta lagu ke stasiun radio yang banyak pendengarnya itu adalah suatu perjuangan yang sangat heavy pisan pake banget, karena line nya selalu penuh dengan bunyi tut tut tut kuadrat. Menekan tombol redial terus menerus adalah salah satu trik sukses saya.
Tapi pada suatu hari ada suatu kejadian yang membuat saya nyengir. Malam itu saya akan menelpon seorang teman, pencet nomer nya dong, gak mungkin pencet hidung nya, kan jauh. Nah, entah telunjuk saya sedang kesurupan atau telpon saya yang sedang kejailan, yang berbicara di ujung telpon sana, bukan suara teman saya, melainkan suara merdu nan mendayu dari seseorang yang ngakunya dari sebuah radio yang berada di kawasan Jalan Setiabudhi. Omigot, salah pencet kiranya jemari lentik ini. Lalu dengan terkekeh kekeh, saya pun bercerio goodbye dengan sang penyiar bersuara elok itu.

Tak lama kemudian, telpon di rumah berdering, eh ternyata sang penyiar radio tadi yang menelpon. Rupanya perangkat telpon di radio itu sudah canggih atau saya aja yang norak kali ya. Telpon mereka telah di lengkapi caller id, tahun segitu coba, disaat mau pasang telpon PSTN aja harus pake ngantri. Tapi saya curiga radio yang namanya diawali dengan huruf R itu, mungkin gak banyak di mintai lagu oleh pendengarnya, sehingga dengan gak ada kerjaannya, penyiarnya sempet sempetnya menawari orang yang awalnya salah sambung untuk di putarkan lagu. Esoknya dia telpon lagi, dan menanyakan lagu apakah gerangan yang ingin saya dengarkan hari itu, ah, penyiar radio yang sangat baik hati dan tidak sombong rupanya.

Tapi sayangnya radio tadi tidak banyak memutar lagu lagu rock, jadi jarang saya pantengin. Jaman itu, saya lebih sering mendengarkan radio GMR pada gelombang 104,4 FM yang dipancarkan dari kawasan Jalan dr. Hatta No. 15. Radio yang didirikan oleh Alm. Bapak Erwin Sitompul itu adalah satu satu radio yang mengkhususkan diri berada di jalur musik rock, dari garis keras sampai garis putus putus :D.

Nah, dari radio yang banyak memutar lagu lagu demo band band Bandung ini, saya bisa menikmati komposisi musik dari beberapa band dan solois rock lokal yang lagu lagunya masih sangat saya sukai sampai detik ini.

Pas Band adalah salah satunya. Mini album mereka yang berjudul Four through the Sap, adalah mini album berisi 4 lagu yang sangat keren. Here forever adalah salah satu single favorit saya. Album mereka lainnya yang saya sukai adalah In (no) Sensation. Kini bila saya mendengarkan Fountain, War, Red Light Shooter, Never be Lonely sampai Impresi akan selalu membuat ingatan saya selalu melayang kembali ke tahun 90 an.
Dari radio yang pemancarnya pernah tumbang ini pula saya mengenal Sahara, Voodoo, Grass rock, Boomerang, Power Slaves, Slank, Power Metal, Kin, Sket, Plastik, Bunga, Bayou, Kidnap Katrina, Whizzkid, Hengky Supit, Andy Liani, Protonema, U‘camp, Rotor, Suckerhead, Roxx, Puppen dan Jammrock yang kini berganti nama menjadi Jamrat eh Jamrud.

Adalah Pure Saturday, salah satu band indie yang lagu nya sering diputar, band yang mempunyai lagu andalan berjudul Kosong, Desire, Enough dan Coklat itu adalah band yang hingga kini lagu lagunya masih ada di dalam playlist saya.

Tahun 90 an adalah tahun dimana aliran punk mulai merajalela di indonesia. Salah satu grup punk yang dulu eksis dan demo songs nya sering di putar di GMR adalah Sendal Jepit. Lagu lagu mereka sangat mengena di telinga saya, ringan tapi bermakna.

Di radio yang dulu mempunyai program acara bertajuk Sik Sik, Ring My Bell dan Kharisma Persada itu, saya pun kerap mendengarkan lagu demo dari band nya mas Anang yaitu Kidnap Katrina. Lagu yang berjudul “Kekuatan Cinta“ (?) itu di bawakan oleh almarhum keyboardist mereka yang bernama Teguh. Lagu yang sangat indah, karena bukan dinyanyikan oleh Anang Hermansyah :D. FYI, sekarang, lagu ini susah banget di cari, saya ingat dulu pernah merekamnya ke dalam kaset berpita, dan alhamdulillah suara nya melempem karena pitanya kusut :‘(.

Kini, GMR tinggal lah kenangan, tapi bagaimana pun juga radio yang mula nya bernama Young Generation itu akan selalu hidup dalam benak kawula muda di jamannya.









posted from Bloggeroid

Thursday, February 5, 2015

SAVE PRIMATA

Beberapa waktu lalu saya sempat berbincang dengan seorang teman tentang keterlibatannya di dalam sebuah komunitas profauna terutama primata.
Menarik, karena dalam komunitas tersebut, teman saya ini kerap menghadiri berbagai event yang diadakan oleh komunitasnya,seperti kampanye terbuka, edukasi dari sekolah ke sekolah serta napak tilas kembali ke alam, sambil tetap berkampanye, #saveprimata, tentunya.

Nah, kalo ngomongin hewan primata, saya selalu teringat dengan seekor monyet yang mempunyai nama latin Macaca Fascicularis milik seorang tetangga beberapa puluh tahun yang silam. Macaca jantan ini di beri nama yang sangat eksotis yaitu Engkis, dari pagi sampai sore, ia di tempatkan di sebuah pohon jambu batu lengkap dengan rantai yang membelit kakinya sedangkan bila malam tiba,ia akan di bawa pulang pemiliknya untuk dikandangkan di samping rumahnya. Saya dan kakak saya kerap berlagak gila bagaikan sedang menonton pentolan band kesayangan beraksi dengan meneriakan namanya. Bayangkan jarak kami dengan tempat nangkring si Engkis ini kurang lebih 10 meteran, tapi entah karena ia sadar tenar atau karena memang ber IQ lumayan, si Engkis ini selalu memberi reaksi yang sangat ekspresif dan selalu membuat kami terbahak. Dengan lincah ia akan berlari kesana kemari, menggoyang goyangkan pohon dengan kedua tangan atau kakinya ketika kami memanggil manggil namanya. Engkis adalah hiburan gratis.

Si Engkis ini menurut saya adalah jenis monyet yang paling genit dalam kancah perprimataan.
Bila kita memanggil namanya di barengi dengan senyuman ramah, sontak ia akan menaik naikan alisnya secara terus menerus, geli di buatnya. Tapi jangan salah, monyet yang kerap di jadikan pemeran utama topeng monyet ini bisa merasa kesal juga. Ketika kami melewatinya kami kerap memberi nya pisang, niat banget pokoknya bawa bawa pisang. Tapi jangan harap si Engkis langsung bisa memakan nya, oh tidak sodarah, karena kami ini biang kerok tingkat kecamatan. Si pisang ini akan kami tarik ulur bak bermain layang layang, menggoda seekor monyet bener bener gak ada kerjaan. Karena mungkin kegilaan kami mulai tidak bisa di tolerir oleh akal sehat seekor macaca, akhirnya ia pun protes dengan cara selalu membelakangi kami dan tidak mau menerima makanan apapun yang kami sodorkan padanya apalagi menaik naikan alisnya. Ah berdosa hati ini rasanya.
Tak lama dari peristiwa itu, Engkis di bawa pindah majikannya dan terakhir mendengar kabarnya bahwa ia telah wafat.
Itu adalah cerita masa lalu, ketika kami sedang berada di jaman kegelapan.

Teman, bahkan seekor monyet pun memiliki perasaan tak suka bila dipermainkan. Maka bayangkanlah apa yang dirasakan oleh mereka para aktor Topeng monyet yang kerap di beri nama seragam, yaitu “Sarimin“. Bagaimana perasaan Sarimin ketika ia harus mengalami penyiksaan lahir dan batin di saat masa pelatihan berlangsung. Padahal di akhir pelatihan tidak ada pangkat yang disematkan, tidak ada medali yang di kalungkan, tidak ada bonus ketigabelas yang menanti apalagi sertifikasi, hanya ada bayangan masa depan yang suram dan pasti terpatri di dalam hati. Bekerja demi sesuap nasi majikannya. Di sia siakan dengan pemberian makan seadanya. Ia memang kerap berdandan, pergi kepasar, beraksi akrobatis bak anggota sirkus Zaragoza, bergelut dengan dunia otomotif, tapi semua itu semu belaka.

Lalu bagaimana pula perasaan seekor orang utan atau simpanse yang terkurung sendirian di balik terali besi. Sepi tanpa teman, tetangga bahkan lawan. Ia tidak akan pernah merasa sama lagi, lambat laun ia akan mati rasa dan kehilangan jati dirinya.

Lalu bagaimana perasaan primata yang di buru secara membabi buta hanya dikarenakan mengganggu habitat manusia padahal sebelumnya itu adalah habitat milik nya ?

Karena ketamakan dan ketidak pedulian manusia, lambat laun para primata ini akan musnah. Bila ketamakan dan ketidak pedulian itu terus berlangsung, maka janganlah heran bila suatu saat nanti, anak cucu kita hanya akan mengetahui bahwa di suatu masa pernah ada sebuah keluarga bernama primata di bumi ini dari sosok Monkey nya Kungfu Panda, George nya si pria bertopi kuning atau dari teman seperjalanannya Si buta dari Gua Hantu, Wanara.

Mulai hari ini, marilah kita mulai mengasah rasa empati, baik kepada sesama juga mahluk hidup lainnya.

#selamatkan_primata.

Selamat berkampanye positif kawan.

Cc : Mang Herry Ismail.







posted from Bloggeroid